Israel Klaim Tewaskan 40 Militan Hamas di Terowongan Rafah, Gencatan Senjata Kembali Dirundung Keraguan

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 02 Desember 2025 | 06:25 WIB
Foto (AP)
Foto (AP)

SinPo.id -  Militer Israel Defense Forces (IDF) mengumumkan bahwa mereka telah membunuh lebih dari 40 anggota Hamas yang terjebak dalam jaringan terowongan bawah tanah di Rafah, Gaza, dalam operasi militer pekan lalu. 

Dalam pernyataan resmi yang dirilis malam hari Minggu, IDF menyatakan telah memperkuat upaya penghancuran sisa terowongan di bagian timur Rafah untuk menuntaskan para pejuang bersenjata yang bersembunyi di dalamnya. “Pekan lalu, lebih dari 40 militan dieliminasi di dalam terowongan,” ungkap pihak militer. 

Laporan media Israel menyebutkan ada sekitar 200 pejuang Hamas yang kini terperangkap di dalam jaringan bawah tanah tersebut. Hingga kini, Tel Aviv belum menanggapi permintaan dari Hamas dan mediator internasional untuk memberikan jalur aman bagi para pejuang agar dapat keluar secara aman.

Sampai saat ini, belum ada komentar resmi dari Hamas terkait klaim militer Israel tersebut.

Konteks Gencatan Senjata yang Rapuh

Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Turki — dengan dukungan Amerika Serikat — telah mulai berlaku sejak 10 Oktober 2025. Fase pertama perjanjian itu termasuk pertukaran tahanan dan sandera, serta rencana rekonstruksi Gaza. 

Namun, operasi militer di Rafah dan klaim pembunuhan massal ini menambah keraguan terhadap keberlangsungan gencatan senjata — apalagi banyak militan yang masih berada di terowongan bawah tanah di wilayah yang kini dikuasai Israel. 

Dampak dan Kekhawatiran Internasional

Pembunuhan puluhan militan dalam jaringan terowongan ketika banyak warga sipil Gaza telah kehilangan nyawa — disebut-sebut mencapai puluhan ribu — memunculkan kekhawatiran keras dari sejumlah pihak. Seperti dilaporkan beberapa sumber, perang telah menewaskan lebih dari 70.000 warga Palestina — kebanyakan perempuan dan anak-anak — serta melukai sekitar 171.000 lainnya sejak Oktober 2023. 

Operasi di Rafah dinilai oleh sebagian pihak sebagai pelanggaran terhadap semangat gencatan senjata dan menunjukkan bahwa konflik masih jauh dari usai.

Apa yang Harus Diwaspadai

Kejelasan status militan yang telah dibunuh — terutama apakah klaim tersebut bisa diverifikasi secara independen.

Nasib ratusan militan lain yang disebut terjebak dalam terowongan — apakah mereka akan diberi amnesti, dievakuasi, atau diserang lebih lanjut.

Dampak terhadap warga sipil Gaza, terutama di Rafah — mengingat area tersebut sebelumnya ramai digambarkan sebagai zona konflik, dan klaim militer sering sulit diverifikasi secara independen.

Kemungkinan gencatan senjata kembali retak, karena aksi militer skala besar seperti ini bisa memicu balasan atau eskalasi konfli

BERITALAINNYA
BERITATERKINI