Korban Gaza Tembus 70 Ribu, Pangeran William Tersentuh Temui Anak-Anak Palestina
SinPo.id - Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan jumlah korban tewas akibat perang dahsyat Israel di Jalur Gaza telah melampaui 70.100 jiwa, dengan lebih dari 170.900 warga lainnya terluka, seiring serangan yang terus terjadi meski gencatan senjata masih diberlakukan sejak bulan lalu.
Data terbaru itu termasuk proses verifikasi terhadap 299 jenazah yang baru berhasil diidentifikasi. Sementara itu, sejak masa jeda perang yang dimulai pada 10 Oktober, tercatat 354 warga Palestina tetap tewas akibat tembakan pasukan Israel di wilayah yang seharusnya aman dari operasi militer.
Perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini dimulai pada 7 Oktober 2023, usai serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 warga di selatan Israel. Balasan militer Israel kemudian menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menciptakan krisis kemanusiaan paling buruk dalam sejarah modern, di mana ratusan ribu warga kini menghadapi kelaparan dan musim dingin yang mematikan.
Organisasi internasional, termasuk Unicef, memperingatkan masih tingginya angka malnutrisi yang membahayakan keselamatan generasi anak-anak Gaza.
Sementara itu, PBB memperingati Hari Internasional Solidaritas untuk Rakyat Palestina pada 29 November, yang tahun ini diwarnai aksi demonstrasi besar-besaran di berbagai ibu kota Eropa untuk menyerukan penghentian kekejaman di Gaza.
“Pembunuhan warga sipil dalam jumlah begitu besar, pengungsian massal, dan hambatan bantuan kemanusiaan tidak dapat diterima dalam kondisi apa pun,” tegas Sekjen PBB António Guterres.
Negosiasi Tahap Kedua Gencatan Senjata Mandek
Perundingan lanjutan masih menemui jalan buntu, terutama terkait pembebasan sandera, perlucutan senjata Hamas, dan pembentukan pemerintahan teknokrat Palestina untuk mengelola Gaza ke depan.
Hamas disebut masih menahan dua jenazah dari 28 sandera Israel yang meninggal dalam penyekapan.
Pangeran William Tersentuh Hati
Di tengah krisis tersebut, Pangeran William mengunjungi anak-anak Gaza yang tengah menjalani perawatan medis di Inggris.
“Pangeran ingin memberikan dukungan bagi anak-anak yang telah melalui pengalaman yang tak seharusnya dialami seorang manusia—apalagi seorang anak,” ujar juru bicara Kensington Palace.
William menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para tenaga kesehatan yang merawat para korban dengan dedikasi dan kemanusiaan tinggi.
“Saya, seperti banyak orang lainnya, ingin melihat perang ini berakhir secepat mungkin,” ucapnya dalam pernyataan resmi awal tahun. “Meski dalam jam paling gelap sekalipun, kita tidak boleh menyerah dari harapan akan masa depan yang lebih terang.”
Tuduhan Genosida Menggema
Respons keras Israel atas serangan Hamas juga memicu tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, termasuk dugaan upaya menyengsarakan 2 juta penduduk Gaza melalui kelaparan. Israel membantah tuduhan tersebut.
