Erupsi Semeru Masih Mengancam, Lumajang Perpanjang Status Tanggap Darurat
SinPo.id - Aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih terus berlangsung, memaksa pemerintah daerah memperpanjang status tanggap darurat hingga 2 Desember 2025.
Bupati Lumajang Indah Amperawati menyatakan, perpanjangan ini bertujuan memastikan perlindungan maksimal bagi warga dan kelancaran penanganan dampak erupsi. "Upaya penanggulangan darurat harus tetap dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu," ujarnya, Selasa 24 November 2025.
Perpanjangan status tanggap darurat ini berlaku mulai 26 November hingga 2 Desember 2025 dan memberikan landasan hukum bagi seluruh perangkat daerah, khususnya BPBD, untuk melakukan pemulihan infrastruktur, mitigasi risiko, dan perlindungan warga terdampak.
Letusan Sekunder dan Ancaman Lahar Dingin
Sehari sebelumnya, Senin, terjadi letusan sekunder di sepanjang DAS Besuk Koboan, menimbulkan abu vulkanik yang menguyur wilayah Candipuro. Kondisi di sekitar Jembatan Gladak Perak masih dipenuhi material lahar dan abu vulkanik tebal. Jalan di lokasi sangat licin dan berbahaya, dengan jarak pandang terbatas sekitar 4 meter.
Petugas kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas sistem buka tutup, mengimbau pengendara bergerak perlahan, dan melarang warga mendekat untuk melihat banjir lahar demi keselamatan. Sejumlah petugas terus berjaga untuk mengamankan lokasi yang masih rawan.
Koordinasi dan Perlindungan Warga
Bupati Indah menekankan semua pihak harus bersinergi, mulai aparat daerah, relawan, hingga masyarakat, agar penanganan pascabencana berjalan lancar. BPBD siap memperkuat koordinasi pemangku kepentingan, memantau pengungsi, memastikan ketersediaan logistik, serta melaksanakan mitigasi risiko berkelanjutan.
"Dengan langkah ini, dampak sosial dan ekonomi erupsi Semeru diharapkan bisa diminimalkan, sementara warga terdampak tetap mendapatkan perlindungan maksimal," ujarnya. Masyarakat juga diminta tetap waspada, disiplin, dan mengikuti arahan petugas di lapangan.
Perpanjangan status tanggap darurat dan penanganan ketat di lapangan menunjukkan kesiapsiagaan Lumajang menghadapi bencana Gunung Semeru. Gotong-royong antara pemerintah, petugas, dan masyarakat menjadi kunci untuk menghadapi risiko erupsi dan banjir lahar yang masih mengancam.
