Kembalinya Bison Hidupkan Lagi Pola Kuno Yellowstone dan Ubah Lanskap dari Akar Rumput
SinPo.id - Yellowstone National Park mengalami kebangkitan ekologi yang mencolok berkat kembalinya salah satu satwa paling ikonik di Amerika Serikat: bison. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Science pada Agustus lalu mengungkap bagaimana migrasi sekitar 5.000 bison melintasi padang rumput Yellowstone berhasil memulihkan pola alam kuno dan mengubah lanskap taman nasional itu dari level tanah.
Kembalinya bison memberikan kesempatan langka bagi ilmuwan untuk memahami bagaimana herbivora besar membentuk ekosistem. Dengan merumput, menginjak tanah, dan menyuburkan lahan melalui kotoran mereka, bison menciptakan mosaik habitat yang mendukung keanekaragaman hayati lebih luas—mulai dari tumbuhan, serangga, hingga predator puncak.
Keturunan dari kawanan liar terakhir yang tersisa ini kini menempuh perjalanan hampir 1.000 mil setiap tahun melalui koridor sepanjang 50 mil, membentuk pola kawasan yang tergembalakan dan tidak tergembalakan secara bergantian.
Tim peneliti yang dipimpin Bill Hamilton, ahli ekologi dari Washington and Lee University, membandingkan kondisi vegetasi serta kimia tanah pada area yang dirumputi bison dan area yang dipagari. Hasilnya mengejutkan: meski mengalami perumputan intensif, tumbuhan tetap tumbuh sekuat area yang tak terganggu dan memiliki kandungan protein hingga 150% lebih tinggi.
“Ini benar-benar kebangkitan dari apa yang pernah ada di masa lalu,” ujar Hamilton. Ia menegaskan bahwa lanskap telah bergeser jauh dari kondisi alaminya dan bahwa padang rumput Yellowstone kini “berfungsi lebih baik dibanding saat bison tidak ada.” Temuan ini memberikan “sekilas gambaran tentang apa yang hilang” ketika populasi bison hampir punah pada abad ke-19.
Kebangkitan ini merupakan hasil dari puluhan tahun upaya konservasi, perlindungan habitat, dan rencana pengelolaan lintas lembaga untuk menyeimbangkan restorasi ekologi dengan kontrol penyakit serta kepentingan pertanian.
Saat ini populasi bison di Yellowstone berkisar antara 2.400 hingga 5.500 ekor. Pembuat kebijakan tengah mempertimbangkan perluasan wilayah jelajah mereka dengan dukungan dari lembaga kepercayaan suku asli Amerika. Tujuannya adalah memperkuat ketahanan genetik melalui percampuran kawanan dari berbagai wilayah dan memungkinkan bison bergerak lebih bebas di jaringan lanskap yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada batas taman nasional.
Koridor ini diharapkan dapat menyambungkan kembali habitat yang terfragmentasi, mengurangi risiko perkawinan sedarah, serta memastikan populasi bison tetap sehat dan adaptif.
Namun tantangan masih membayangi. Pergerakan kawanan dibatasi oleh batas wilayah, kekhawatiran penularan penyakit, dan potensi konflik satwa-liar dengan manusia. Faktor-faktor ini menahan potensi rewilding skala besar, meskipun manfaat ekologis dari perumputan alami semakin jelas terlihat.
Kembalinya bison ke Yellowstone bukan sekadar kisah konservasi, tetapi juga pembuktian bahwa restorasi ekosistem dapat menghidupkan kembali pola alam yang telah hilang selama ratusan tahun.
