Legislator Sebut Penggunaan AI Bisa Tingkatkan Kapasitas Penyelenggaraan Pemilu

Laporan: Juven Martua Sitompul
Jumat, 14 November 2025 | 22:15 WIB
Bawaslu RI menggelar diskusi pentingnya AI dalam pengawasan digital pemilu (Ashar/SinPo.id)
Bawaslu RI menggelar diskusi pentingnya AI dalam pengawasan digital pemilu (Ashar/SinPo.id)

SinPo.id - Anggota Komisi II DPR RI Ahmad Irawan menilai penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dapat meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). AI bisa digunakan untuk pemutakhiran data daftar pemilih tetap (DPT).

"Penggunaan AI itu bisa digunakan untuk penyelenggaraan pemilihan, misalnya yang sekarang itu yang bisa dilakukan (berhubungan) kaitannya pemutakhiran data daftar pemilih tetap," kata Irawan dalam diskusi publik di Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Jakarta, Jumat, 14 November 2025.

Irawan mengungkapkan secara desain AI dapat membaca data besar yang sangat sulit diawasi satu persatu oleh penyelenggara di lapangan.

"AI itu bisa membaca. Nah, kalau itu bisa kita lakukan digitalisasi, menurut saya. Salah satu prinsip penyelenggaraan pemilih itu (dilakukan secara manual) kita bisa capek," katanya.

Menurut Irawan, AI akan berperan penting dalam penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil (jurdil) karena dapat membangun konektivitas antarlembaga serta pengawasan berkelanjutan.

"Kunci dari penggunaan teknologi itu (AI), salah satunya adalah konektivitas antarlembaga," ucap dia.

Lebih lanjut, Irawan mengungkapkan pemutakhiran data sendiri tidak akan lagi dilakukan secara manual. Setiap data otomatis diperbaharui pada jenis data tertentu.

"Jadi, sumbernya itu, raw material-nya itu sejak dari dulu ketika, misalnya ibu-ibu mengandung, melahirkan. Itu mereka sudah bisa memprediksi bahwa 15,16,17 tahun kemudian, dia (anaknya) telah memenuhi hak sebagai pemilih. Nah, di Indonesia kan masih manual," ucapnya.

Selain itu, Irawan mendorong digitalisasi sistem pemilu harus berfokus kepada hak perlindungan dan pelayanan pemilih. Menurutnya, beberapa aplikasi, salah satunya Sirekap yang sudah digunakan dapat ditingkatkan melalui AI.

Di samping dari itu, dia mengamini terdapat kelemahan dari penggunaan AI seperti kepercayaan dari masyarakat yang masih rendah. Untuk itu, dia menekankan keberhasilan sistem pemilu dengan penggunaan AI bisa tercapai dengan sosialisasi.

"Yang paling penting adalah bagaimana kita percaya terhadap itu yang harus kita sosialisasikan terus, termasuk juga dengan nanti ke depan itu adalah bagaimana kita membangun satu rangka penyelenggaraan mobilitas yang memang bisa transparan," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI