Dinkes DKI: Perubahan Suhu Membuat Virus Mudah Berkembang
SinPo.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyoroti tren kenaikan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama musim pancaroba. Adapun berdasarkan data pada Januari hingga Oktober 2025, tercatat 1.966.308 kasus, dengan peningkatan signifikan sejak Juli.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan perubahan cuaca ekstrem memicu meningkatnya risiko penularan penyakit pernapasan.
“Perubahan suhu dari panas terik ke hujan deras membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang,” ujar Ani dalam keterangan tertulis, Jumat, 14 November 2025.
Menurut Ani, kondisi udara kering, fluktuasi suhu, hingga kualitas udara yang memburuk membuat masyarakat lebih rentan terserang batuk, pilek, maupun demam.
“Musim pancaroba menyebabkan virus seperti influenza, adenovirus, hingga bakteri penyebab pneumonia lebih mudah menular,” ungkapnya.
Lebih jauh, dia menjelaskan, faktor lingkungan seperti polusi, ventilasi yang buruk, dan paparan asap rokok memperberat situasi. Menurutnya, kombinasi tersebut berpotensi mempercepat penyebaran ISPA di wilayah padat penduduk.
“Risiko ISPA meningkat bukan hanya karena cuaca, tetapi juga karena kualitas udara dan gaya hidup,” ucap Ani.
Di tengah lonjakan kasus, lanjutnya, Dinkes mengingatkan pentingnya deteksi dini. Masyarakat diminta segera memeriksakan diri jika mengalami batuk, pilek, atau demam berkepanjangan.
“Kami mengajak warga lebih peka terhadap gejala awal ISPA, agar penanganannya tidak terlambat,” ujar Ani.
Ani pun mengimbau warga menerapkan langkah pencegahan sederhana, seperti menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan, menghindari asap rokok, memperbaiki ventilasi ruangan, serta memastikan asupan air dan gizi mencukupi.
“Kami terus mengingatkan warga agar tetap waspada dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama di masa peralihan musim seperti saat ini,” tandasnya.
