Wagub DKI Minta Sekolah di Jakarta Tambah Pelajaran Bahasa Asing

Laporan: Sigit Nuryadin
Kamis, 13 November 2025 | 18:57 WIB
Wagub DKI Jakarta Rano Karno (SinPo.id/ Dok. Pemprov DKI)
Wagub DKI Jakarta Rano Karno (SinPo.id/ Dok. Pemprov DKI)

SinPo.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menginstruksikan Dinas Pendidikan menambahkan mata pelajaran bahasa asing di tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK). 

Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari strategi Pemerintah Provinsi DKI menyiapkan lulusan sekolah agar siap bersaing di pasar kerja internasional.

“Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk menambahkan bahasa di setiap SMK kita, sekolah perawatan, sekolah kesehatan. Untuk mempersiapkan mereka menjadi pekerja ke luar negeri,” kata Rano di Jakarta, Kamis, 13 November 2025.

Rano menilai, kemampuan bahasa asing menjadi hambatan utama bagi calon tenaga kerja asal Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Padahal, peluang penempatan pekerja Indonesia di sejumlah negara terus meningkat.

“Sebetulnya anak-anak kita siap buat bekerja, hanya problem pertama adalah bahasa asing. Jujur, Dinas Pendidikan kita belum mempersiapkan bahasa dari awal,” tuturnya. 

Dia pun mencontohkan Jepang yang setiap tahun membutuhkan sekitar 750 ribu tenaga kerja asing di berbagai sektor. Karena itu, Rano meminta agar pembelajaran bahasa asing  seperti Jepang, Mandarin, dan Inggris , mulai dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah mulai tahun ajaran depan.

Rano menegaskan, inisiatif ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja migran, tetapi juga untuk memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global yang memiliki sumber daya manusia berdaya saing internasional.

“Kita ingin anak-anak Jakarta tidak hanya siap kerja di dalam negeri, tapi juga siap bersaing di luar negeri,” kata Rano.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penempatan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), Ahnas, mendukung langkah Pemprov DKI tersebut. 

Menurut dia, kemampuan bahasa merupakan prasyarat utama agar tenaga kerja Indonesia bisa bersaing di pasar global.

“Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja luar negeri sering terganjal oleh kesiapan teknis dan bahasa calon pekerja. Karena itu, kami menyambut baik jika pembelajaran bahasa asing disiapkan sejak di sekolah menengah,” kata Ahnas.

Ahnas menjelaskan, berdasarkan data KP2MI per November 2025, terdapat sekitar 359 ribu lowongan kerja luar negeri yang tersedia, namun baru 70 ribu di antaranya terisi.

“Jika pelatihan bahasa dilakukan lebih dini, lulusan dari Jakarta dapat menjadi salah satu penyumbang terbesar tenaga kerja berkualitas di luar negeri,” ujarnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI