Lamandau Festival 2025: Perpaduan Budaya Dayak Tomun dan Ekonomi Kreatif di Kalteng

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 12 November 2025 | 01:13 WIB
Lamandau Festival 2025
Lamandau Festival 2025

SinPo.id -  Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, kembali menjadi pusat perhatian dengan digelarnya Lamandau Festival 2025, sebuah perayaan budaya dan ekonomi kreatif yang berlangsung pada 8–14 November 2025.

Festival ini menampilkan beragam atraksi budaya, ritual adat, hingga pameran produk kreatif lokal, dan menjadi ajang penyatuan dua kegiatan besar: Festival Babukung dan Lamandau Expo.

Ritual Adat dan Karnaval Topeng Dayak Tomun

Lamandau Festival 2025 dibuka dengan dua ritual sakral khas Dayak Tomun, yakni Nota Garung Pantan dan Maumpan Bukung, yang menjadi simbol pembuka jalan bagi seluruh rangkaian acara.

Salah satu acara paling ditunggu adalah karnaval topeng adat Babukung, yang diikuti oleh perwakilan dari 88 desa dan komunitas seni di Kabupaten Lamandau.

Babukung sendiri merupakan tarian ritual dalam upacara kematian yang sarat makna filosofis dan spiritual. Tarian ini menjadi ekspresi penghormatan kepada leluhur sekaligus wujud solidaritas sosial masyarakat Dayak Tomun.

“Babukung bukan sekadar pertunjukan. Ia adalah napas dari jati diri kami sebagai orang Dayak Tomun,” ujar Bupati Lamandau Rizky Aditya Putra, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (10/11).

“Kami ingin generasi muda melihat bahwa tradisi ini bukan peninggalan masa lalu, melainkan warisan yang hidup dan terus tumbuh,” tambahnya.

Lamandau Expo: Sinergi Budaya dan Ekonomi

Selain menampilkan budaya, Lamandau Festival juga menghadirkan Lamandau Expo 2025, yang menjadi ruang pameran produk-produk kriya, mode, kuliner, dan layanan pariwisata dari pelaku UMKM lokal.

“Lamandau Expo menjadi ruang bertemunya pelaku budaya dan pelaku usaha. Keduanya saling menguatkan: budaya menjadi inspirasi, ekonomi menjadi penggerak,” kata Rizky.

Pemerintah Kabupaten Lamandau menargetkan pameran ini mampu membukukan transaksi hingga Rp7 miliar serta memberikan dampak ekonomi berganda di sektor pariwisata, akomodasi, dan transportasi.

100.000 Pengunjung dan Ragam Kegiatan Kreatif

Festival yang ditargetkan menarik lebih dari 100.000 pengunjung ini tidak hanya berisi pementasan budaya, tetapi juga lokakarya seni, kompetisi fotografi budaya, dan konser musik yang menampilkan musisi lokal Kalimantan Tengah.

Rangkaian acara ini diharapkan memperkuat posisi Lamandau sebagai salah satu destinasi wisata budaya unggulan di Kalimantan Tengah.

“Kami ingin Lamandau dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kematangan budayanya. Festival ini adalah undangan bagi dunia untuk melihat bagaimana budaya Dayak Tomun beradaptasi tanpa kehilangan jiwanya,” tutur Rizky Aditya Putra.

Melestarikan Warisan, Menggerakkan Ekonomi

Melalui Lamandau Festival 2025, pemerintah daerah berupaya menjadikan budaya sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. Tradisi Dayak Tomun, yang diwariskan turun-temurun, kini dipadukan dengan semangat ekonomi kreatif modern.

Dengan konsep “budaya sebagai inspirasi, ekonomi sebagai penggerak,” Lamandau Festival menjadi contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan kebanggaan daerah.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI