Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Didukung Berbagai Pihak dan Jadi Trending di X

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 11 November 2025 | 14:44 WIB
Pemebrian gelar pahlawan ke 10 tokoh Nasional di Istana Negara (SinPo.id/Anam)
Pemebrian gelar pahlawan ke 10 tokoh Nasional di Istana Negara (SinPo.id/Anam)

SinPo.id - Keputusan Presiden Prabowo Subianto yang memberikan gelar pahlawan kepada 10 tokoh, termasuk Presiden ke-2 RI H.M. Soeharto, mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh politik dan tokoh agamar, hingga menjadi trending di Twitter.

Sejumlah akun di media sosial Twitter bahkan menyebut Soeharto merupakan sosok yang layak menerima gelar pahlawan nasional. Hal itu juga disampaikan oleh akun @partaisocmed yang dalam cuitannya mengaitkan Soeharto dengan Bung Karno.

“Hari-hari belakangan ini banyak percakapan tentang Suharto. Seperti juga Bung Karno, pak Harto juga ada kesalahannya tapi kita sepakat jasa mereka berdua juga besar," tulis akun Partai Socmed di kanal X, dikutip Selasa, 11 November 2025.

"Banyak program Pak Harto yang masih berjalan hingga saat ini, bahkan Kelompecapir yang sudah tidak jalanpun masih dijadikan alat kampanye,” imbuhnya.

Adapun Kelompok Pendengar, pembaca dan pemirsa (Kelompecapir) merupakan salah satu program andalan era Soeharto pada masa Orde Baru yang ditayangkan di media televisi pemerintah yang menampilkan keberhasilan petani dalam mengolah pertaniannya.

Kemudian menurut tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin, Soeharto memiliki kontribusi yang besar untuk pembangunan negara hingga dirinya disebut sebagai Bapak pembangunan Nasional.

“Ditetapkannya Soeharto sebagai Pahlawan Nasional meski terlambat tapi kita harus memberikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto," kata Din Syamsudin.

"Soeharto itu sudah menunjukan dirinya sebagai orang yang memiliki komitmen yang kuat, selain memiliki komitmen yang kuat untuk membangun bangsa tapi juga kedekatan Soeharto dengan Umat Muslim Indonesia," lanjutnya.

Sementara itu, menyikapi adanya pro dan kontra terkait penetapan Suharto sebagai pahlawan nasional, Siti Hardiyanti Rukmana atau yang biasa disapa Tutut, mengatakan dirinya tidak berkeberatan jika ada sejumlah orang yang tidak setuju.

Menurutnya, pro dan kontra sangat wajar terjadi. Namun ia berharap masyarakat Indonesia dapat melihat prestasi dan jasa yang telah dilakukan Soeharto terhadap negara.

“Masyarakat di Indonesia itu kan beragam, punya pandangan yang berbeda itu kan wajar. Tapi yang penting masyarakat bisa melihat dan menilai bagaimana perjuangan bapak dulu dalam membangun bangsa," ungkapnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI