BPS: Inflasi Oktober 2025 Jadi yang Tertinggi dalam Empat Tahun, Didominasi Emas, Cabai Merah, dan Telur Ayam
SinPo.id - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengungkapkan bahwa inflasi bulanan pada Oktober 2025 tercatat sebagai yang tertinggi dalam empat tahun terakhir, mencapai 0,28 persen month-to-month (mtm).
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji dalam keterangannya di Jakarta, Senin 3 November 2025.
Inflasi Oktober 2025 Melonjak Tertinggi
Pudji menjelaskan bahwa inflasi Oktober tahun ini didorong oleh sejumlah komoditas harga bergejolak. Sumbangan terbesar berasal dari:
Emas perhiasan: 0,21 persen
Cabai merah: 0,06 persen
Telur ayam ras: 0,04 persen
Daging ayam ras: 0,02 persen
Wortel: 0,01 persen
Lonjakan ini menjadikan Oktober 2025 sebagai periode dengan inflasi bulanan tertinggi dibandingkan Oktober 2021–2024.
Perbandingan Inflasi Oktober 2021–2024
BPS juga mencatat pergerakan inflasi Oktober dalam empat tahun terakhir sebagai berikut:
Oktober 2021 – Inflasi 0,12 persen mtm
Inflasi dipicu oleh:
Cabai merah (0,05 persen)
Minyak goreng (0,05 persen)
Tarif angkutan udara (0,03 persen)
Daging ayam ras (0,02 persen)
Rokok kretek filter (0,01 persen)
Oktober 2022 – Deflasi 0,11 persen mtm
Meski deflasi terjadi, sejumlah komoditas tetap menyumbang inflasi:
Beras (0,03 persen)
Bensin (0,03 persen)
Tukang bukan mandor, BBM rumah tangga, dan rokok kretek filter (masing-masing 0,01 persen)
Oktober 2023 – Inflasi 0,17 persen mtm
Pendorong utama:
Beras (0,06 persen)
Bensin (0,04 persen)
Cabai rawit (0,03 persen)
Tarif angkutan udara (0,02 persen)
Cabai merah (0,01 persen)
Oktober 2024 – Inflasi 0,08 persen mtm
Kontributor terbesar adalah:
Emas perhiasan (0,06 persen)
Daging ayam ras (0,04 persen)
Bawang merah (0,03 persen)
Tomat dan nasi dengan lauk (masing-masing 0,02 persen)
Makanan dan Komoditas Bergejolak Jadi Pola Tahunan
Pudji menegaskan bahwa pola inflasi Oktober dari 2021 hingga 2025—kecuali pada 2022—umumnya dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang masuk dalam kategori komponen harga bergejolak (volatile food).
“Komoditas penyumbang inflasi pada Oktober biasanya berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang sangat dipengaruhi kondisi pasar, cuaca, dan distribusi,” ujar Pudji.
Dengan tren ini, pemerintah diharapkan terus memperkuat koordinasi pengendalian harga, terutama pada komoditas pangan strategis yang sensitif terhadap perubahan pasokan dan permintaan.

