Menlu Turki Hakan Fidan Gelar Pertemuan Soal Gaza di Istanbul, Libatkan Indonesia, Qatar, dan Arab Saudi
SinPo.id - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan akan menjadi tuan rumah pertemuan penting mengenai situasi Gaza di Istanbul, pada Senin 3 November 2025.
Sumber diplomatik Turki menyebutkan bahwa pertemuan tersebut akan dihadiri oleh menlu dari tujuh negara Muslim, yakni Turki, Uni Emirat Arab, Indonesia, Qatar, Pakistan, Arab Saudi, dan Yordania. Ketujuh negara ini sebelumnya juga mengadakan pertemuan bersama Presiden AS Donald Trump di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB pada 23 September lalu.
Pertemuan di Istanbul ini akan membahas perkembangan terkini gencatan senjata 10 Oktober serta situasi kemanusiaan yang semakin kritis di Gaza.
Menurut sumber diplomatik, Fidan akan mengecam upaya Israel mencari alasan untuk mengakhiri gencatan senjata, serta menegaskan bahwa komunitas internasional harus bersikap tegas terhadap provokasi Tel Aviv.
“Menlu Fidan akan menekankan pentingnya aksi bersama di antara negara-negara Muslim agar gencatan senjata dapat berkembang menjadi perdamaian yang berkelanjutan,” ujar sumber diplomatik tersebut, Minggu (2/11).
Fidan juga akan menyoroti minimnya bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke Gaza serta menuding Israel gagal memenuhi kewajiban hukumnya dalam memastikan jalur bantuan berjalan lancar.
“Menjamin kelancaran pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza bukan hanya kebutuhan moral, tetapi juga kewajiban hukum internasional,” kata Fidan, seperti dikutip dari sumber yang sama.
Ia akan menyerukan tekanan diplomatik terhadap Israel agar membuka akses penuh terhadap bantuan kemanusiaan, sekaligus mendorong pengaturan yang memungkinkan rakyat Palestina mengambil alih keamanan dan pemerintahan di Gaza, dengan tetap menjamin hak-hak sah mereka dan visi solusi dua negara.
Selain itu, Fidan juga diharapkan menekankan pentingnya koordinasi berkelanjutan antarnegara Muslim di platform PBB, guna menyusun langkah diplomatik bersama menghadapi krisis yang masih berlangsung.
Pertemuan di Istanbul ini diharapkan menghasilkan peta jalan bersama untuk memperkuat posisi diplomatik dunia Islam dalam mendorong perdamaian permanen di Gaza serta menekan pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan Israel.
