Henry Indraguna: Sinuhun PB XIII Tinggalkan Warisan Kesederhanaan dan Antikorupsi
SinPo.id - Suasana duka menyelimuti Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta, Jawa Tengah. Keluarga Keraton mengabarkan jika Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII dikabarkan tutup usia, Minggu, 2 November 2025.
Istri KGPH Adipati Dipokusumo, Raden Ayu (RAy ) Febri Hapsari Dipokusumo mengonfirmasi Sang Raja yang berusia 77 tahun telah berpulang pada pukul 07.00 WIB. Raja Keraton Surakarta mengembuskan napas terakhir di RS Indriati Solo Baru setelah beberapa waktu terakhir dikabarkan mengalami penurunan kondisi kesehatan.
Kabar duka ini juga telah sampai ke sejumlah tokoh masyarakat Solo dan kerabat dekat keraton, termasuk Kanjeng Pangeran Aryo Profesor Henry Indraguna Pradatanega.
"Daya telah mendapatkan kabar duka dari Keluarga Keraton Kasunanan Surakarta. Jika Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII telah meninggal dunia karena sakit yang diderita sinuhun," kata Pangeran Santana Henry melalui keterangan tertulisnya.
Seperti diketahui Sinuhun Pakubuwono XIII (PB XIII) sosok yang memiliki peran sentral di era modern Keraton Surakarta, ditandai dengan masa pemerintahan yang penuh tantangan, upaya revitalisasi keraton, hingga berhasil menyatukan kembali takhta setelah konflik dualisme kepemimpinan.
PB XIII dikenal sebagai raja yang berkomitmen menjaga kelestarian adat Jawa gaya Surakarta dan meninggalkan jejak penting seperti perdamaian, penerusan suksesi yang jelas, serta kebangkitan kembali fisik dan spiritual keraton. PB XIII naik takhta pada 10 September 2004, menggantikan ayahandanya Pakubuwono XII.
Menurut Henry, Sinuhun dikenal sebagai raja yang tenang, bersahaja, dan berkomitmen kuat menjaga kelestarian adat Jawa gaya Surakarta.
“Kami sangat bersedih dan ikut berduka cita yang mendalam seraya berdoa semoga Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya, keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dalam menghadapi suasana duka ini," ucapnya.
"Di Solo, warisan PB XIII adalah kesederhanaan sehingga cukup meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui gaya hidup sederhana," terang Penasehat Ahli Balitbang DPP Partai Golkar ini.
Pakar hukum ini juga menyoroti pemikiran PB XIII dalam hal pendidikan anti-korupsi yang holistik. PB XIII selalu memprioritaskan dialog antar-generasi sebagai antidoktrin korupsi, mengintegrasikan pengetahuan kognitif, sikap afektif dari cerita leluhur, dan praktik psikomotorik melalui kegiatan seperti Pekan Budaya Solo.
"Contohnya, pada 2010-an, PB XIII mendukung workshop kolaboratif dengan universitas lokal bagi abdi dalem dan pemuda, di mana peserta belajar kepada undang-undang sekaligus meditasi Jawa untuk ketahanan mental dan meningkatkan kesadaran etis remaja hingga 25% berdasarkan survei," bebernya.
Langkah PB XIII linear dengan dimensi spiritual Jawa seperti srawung (keselarasan), yang menjadikan integritas sebagai norma hidup, bukan sekadar aturan.
