Mensos Sebut Akurasi Data Jadi Ujian Nyata Pengentasan Kemiskinan
SinPo.id - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau kerap disapa Gus Ipul menilai keakuratan data kesejahteraan sosial masih menjadi tantangan utama pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan secara berkelanjutan.
Dia menegaskan, tanpa data yang valid, kebijakan pengentasan kemiskinan akan sulit tepat sasaran.
“Presiden Prabowo menekankan bahwa langkah pertama untuk mengentaskan kemiskinan adalah memastikan datanya akurat. Kalau datanya akurat, intervensinya juga akurat,” kata Gus Ipul kepada wartawan, Minggu, 2 November 2025.
Menurut Gus Ipul, kebijakan berbasis data memungkinkan integrasi lintas program dan mempercepat dampak nyata bagi masyarakat miskin.
Dia menyampaikan, pemerintah kini mengandalkan Data Terpadu Sosial Ekonomi (DTSEN) sebagai basis kebijakan pengentasan kemiskinan, yang pemutakhirannya dikoordinasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sejumlah kementerian terkait.
Adapun Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem menjadi landasan sinergi tersebut.
“Dengan data yang sama dan valid, berbagai program bisa terintegrasi. Dampaknya lebih cepat dirasakan masyarakat,” ungkap dia.
Kendati demikian, Gus Ipul mengakui koordinasi antarinstansi dan pemerintah daerah masih perlu diperkuat agar data yang digunakan benar-benar menggambarkan kondisi lapangan.
“Kalau data diperbaiki, intervensinya dilakukan bersama-sama, target nol persen kemiskinan ekstrem bisa tercapai,” kata Gus Ipul.
Lebih jauh, dia mengungkapkan, pemerintah menargetkan angka kemiskinan ekstrem mencapai nol persen pada 2026, sementara kemiskinan umum ditekan di bawah lima persen pada 2029.
"Berdasarkan data terakhir, angka kemiskinan nasional berada di kisaran 8,47 persen," tuturnya.
Gus Ipul pun optimistis tren penurunan itu akan berlanjut seiring perbaikan sistem data dan sinergi antara program.
“Langkah strategis pemerintah di bawah arahan Presiden sudah menunjukkan hasil. Sekarang tantangannya memastikan semua pihak bekerja dengan data yang sama,” tandasnya.

