Erdogan: Hamas Patuhi Gencatan Senjata, Israel Cari Alasan untuk Lanjutkan Pembantaian di Gaza

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 01 November 2025 | 08:35 WIB
Recep Tayyip Erdogan
Recep Tayyip Erdogan

SinPo.id -  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan tegas menuduh Israel berupaya melanggar kesepakatan gencatan senjata dan mencari alasan untuk melanjutkan serangan brutal di Jalur Gaza, sementara Hamas dinilai mematuhi perjanjian dengan sungguh-sungguh.

“Semua orang tahu catatan buruk Israel dalam menepati janji,” kata Erdogan dalam pidatonya di TRT World Forum di Istanbul, Jumat 31 Oktober 2025. Ia menekankan bahwa kelanjutan gencatan senjata, penyaluran bantuan kemanusiaan, dan tahap rekonstruksi Gaza hanya akan mungkin terjadi jika Israel “dipaksa mematuhi semua kesepakatan itu.”

Erdogan menggambarkan kondisi Gaza sebagai wilayah yang porak poranda.

“Hampir tidak ada satu bangunan pun yang masih utuh. Sekolah, gereja, masjid, dan rumah sakit telah dibom. Mereka bilang ‘Israel tidak bersalah’, bagaimana bisa? Tidak ada yang akan percaya itu — tentu saja, Türkiye tidak,” tegasnya.

Presiden Turki itu juga menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata mematikan terhadap anak-anak Gaza.

“Kami melihat anak-anak yang tinggal kulit dan tulang, didisiplinkan lewat kelaparan,” ujarnya.

Erdogan menambahkan, lebih dari 270 jurnalis yang berusaha membongkar propaganda palsu Tel Aviv telah tewas di lapangan. “Mereka bukan hanya kehilangan nyawa, tapi juga keluarga mereka — anak, istri, dan orang tua mereka turut menjadi martir,” katanya.

Ia mengecam lembaga-lembaga internasional yang seharusnya menjaga perdamaian global, namun gagal mencegah genosida di Gaza.

“Keputusan mayoritas Majelis Umum PBB sering dikorbankan demi kepentingan politik sempit di Dewan Keamanan,” kritiknya.

Erdogan menyerukan agar para jurnalis yang menutupi kejahatan genosida Israel dimintai pertanggungjawaban, serta mengajak dunia menghormati jurnalis yang gugur dalam serangan di Gaza. Ia menegaskan bahwa Türkiye siap membawa bukti kejahatan perang Israel ke Mahkamah Internasional di Den Haag.

“Seperti kemarin, hari ini dan esok, kami tidak akan meninggalkan saudara-saudara Palestina. Kami akan terus membela solusi dua negara,” tegasnya.

Erdogan juga menyambut positif semakin banyaknya negara yang mengakui negara Palestina. “Ini adalah langkah penting. Saya mengundang negara-negara lain untuk segera mengikuti langkah tersebut,” ujarnya.

Seruan Rombak Tatanan Dunia

Dalam pidatonya, Erdogan menegaskan perlunya membangun sistem global yang lebih adil dan inklusif. Ia menilai struktur Dewan Keamanan PBB yang didominasi lima negara pemenang Perang Dunia II sudah tak relevan dengan realitas masa kini.

“Nasib umat manusia tidak boleh diserahkan kepada belas kasihan lima negara,” katanya, mengulang slogannya yang terkenal: “The world is bigger than five.”

Ia menekankan, jika anak-anak masih mati kelaparan di Asia dan Afrika di tengah revolusi komunikasi global, maka seluruh umat manusia wajib melakukan introspeksi.

Türkiye di Pusat Diplomasi Global

Erdogan menegaskan bahwa Türkiye tidak hanya aktif di Gaza, tetapi juga di setiap krisis kemanusiaan dunia. Ia menyebut upaya mediasi Ankara dalam perang Rusia-Ukraina, konflik Somalia-Ethiopia, hingga ketegangan Afghanistan-Pakistan.

“Tidak ada negara yang bisa mengurung diri dari masalah di sekitarnya. Siapa yang diam terhadap ketidakadilan, berarti turut menjadi bagian dari penindasan,” ujarnya.

Kecam Pembantaian di Sudan

Di akhir pidatonya, Erdogan mengecam keras kekejaman terhadap warga sipil di El Fasher, Sudan, dan menyerukan penghentian segera terhadap serangan tersebut.

“Tidak ada hati nurani yang bisa menerima pembantaian warga sipil. Serangan di El Fasher dan sekitarnya harus segera dihentikan,” katanya.

Ia menegaskan, Türkiye siap memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Sudan dan mendorong media dunia untuk memperkuat pemberitaan tentang tragedi tersebut.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI