Menko Cak Imin Kritik Ritel Modern, Legislator PKB: Alarm Kesetaraan Ekonomi Nasional

Laporan: Juven Martua Sitompul
Kamis, 30 Oktober 2025 | 11:56 WIB
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim. Istimewa
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim. Istimewa

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim (Nunik) meminta masyarakat untuk tidak merespons berlebihan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menyebut keberadaan ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart dapat mematikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Menurut Nunik, pernyataan tersebut harus ditempatkan dalam konteks kritik membangun sekaligus evaluasi terhadap arah kebijakan ekonomi nasional agar tercipta keseimbangan antara pelaku usaha besar dan UMKM.

"Pernyataan Gus Menko Muhaimin bukan serangan terhadap industri ritel modern, tetapi justru alarm keras agar semua pihak, terutama perusahaan besar, lebih serius merangkul UMKM di sekitarnya. Dengan begitu, ekonomi kita bisa tumbuh secara lebih adil dan berkelanjutan," kata Nunik di Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2025.

Ketua DPW PKB Provinsi Lampung itu menegaskan bahwa UMKM selama ini terbukti menjadi 'lumbung ekonomi rakyat' dan penyangga ketahanan nasional, terutama saat krisis.

Namun, kata dia, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam praktiknya banyak pelaku UMKM yang terpinggirkan akibat kuatnya dominasi jaringan ritel besar dan keterbatasan akses pasar.

"Kritik seperti ini perlu dibaca dengan semangat meritokrasiekonomi, siapa pun yang berinovasi, bekerja keras, dan berkontribusi nyata harus mendapat ruang tumbuh yang setara. Bukan sekadar siapa yang besar dan punya modal," katanya.

Sebagai langkah konstruktif, Nunik mendorong pemerintah dan dunia usaha untuk memperkuat model kemitraan berbasis ekosistem antara ritel modern dan UMKM lokal.

Dia mendorong komitmen ritel modern lebih serius memberi porsi etalase khusus bagi produk UMKM, fasilitasi pelatihan manajemen usaha, hingga sistem distribusi terpadu yang memberi peluang setara bagi produsen kecil.

"Kuncinya adalah kolaborasi dan keberpihakan yang cerdas. Kita tidak anti industri besar, tapi kita ingin memastikan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan prinsip keseimbangan dan keadilan sosial," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI