Menkop: Kopdes Merah Putih Bakal Kembalikan Perekonomian Bangsa Sesuai Konstitusi

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 29 Oktober 2025 | 22:38 WIB
Menteri Koperasi RI Ferry Juliantono (SinPo.id/ Dok. Kemenkop)
Menteri Koperasi RI Ferry Juliantono (SinPo.id/ Dok. Kemenkop)

SinPo.id - Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengatakan, program pembangunan lebih dari 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih, merupakan langkah strategis dan nyata untuk mengembalikan struktur perekonomian bangsa dari mekanisme pasar bebas ke ekonomi kerakyatan sesuai Pasal 33 UUD 1945. 

"Presiden Prabowo Subianto ingin negara kembali hadir, tidak lagi menggunakan pola mekanisme pasar. Negara harus hadir kembali mengatur perekonomian nasional," kata Ferry dalam Orasi Ilmiah pada Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) LXIV Universitas Brawijaya, di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu, 29 Oktober 2025.

Menurut Ferry, peran negara dikurangi secara drastis dalam perekonomian bangsa dimulai ketika menandatangani Letter of Intent (LoI) dari IMF, pasca krisis moneter pada 1998. Dampaknya, praktek mekanisme pasar terus merasuki segala sendi kehidupan di masyarakat hingga sekarang.

"Selama proses 25 tahun itu, hanya melahirkan dan memperkuat korporasi besar, hingga mereka menjadi konglomerasi dalam balutan oligarki, yang notabene mengesampingkan ekonomi rakyat," ucapnya.

Dominasi para korporasi besar tersebut merasuk hingga ke desa-desa, yang banyak ditandai dengan suburnya praktik rentenir, tengkulak, serta pinjaman online ilegal. 

"Nafas ekonomi pedesaan perlahan rontok, seperti KUD, tempat pelelangan ikan, hingga industri batik. Itu terjadi karena maraknya produk impor, termasuk produk pangan, holtikultura, dan perkebunan," paparnya.

Pada titik itu, Ferry mengakui, banyak masyarakat merasa bahwa korporasi jauh lebih hebat ketimbang badan usaha lain, termasuk koperasi. Padahal, sesuai konstitusi, seharusnya koperasi yang menjadi sokoguru perekonomian bangsa.

"Koperasi seharusnya yang lebih hebat dari korporasi, atau minimal sama. Tidak seperti sekarang, di mana koperasi jauh tertinggal, baik dari sisi aset, volume usaha, dan partisipasi masyarakat," imbuhnya.

Ferry optimis, keberadaan Kopdes Merah Putih bakal mampu melakukan perubahan drastis dan struktural dalam perekonomian nasional ke depan. "Sistem mekanisme pasar terbukti hanya melahirkan ketidakadilan dan keterbelakangan kehidupan masyarakat, khususnya yang ada di pedesaan," ucapnya

Bagi Ferry, Kopdes Merah Putih bakal menjadi solusi bagi permasalahan bangsa, terutama dalam perekonomian rakyat. "Kita banyak punya 80 ribu lebih ritel moderen milik koperasi, yang tidak kalah hebat dari korporasi," tegasnya.

Selain bisnis ritel, Kopdes Merah Putih juga memiliki apotek dan klinik desa. Sehingga pelayanan kesehatan dengan harga murah bisa menjangkau rakyat desa. "Kopdes yang juga berfungsi sebagai offtaker, bakal punya gudang untuk menampung produk-produk hasil rakyat. Kita ingin menciptakan kedaulatan pangan nasional melalui koperasi," katanya.

Oleh karena itu, Ferry mengajak Universitas Brawijaya untuk turun kembali membangun ekonomi masyarakat desa melalui koperasi, sehingga bisa menjadi desa mandiri, hingga uang yang berputar di desa juga akan kembali ke desa. "Kita bangun bisnis di desa melalui koperasi," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI