BNPT: Jakarta Jadi Barometer Nasional Kewaspadaan Terorisme, Peran Tiga Pilar Diperkuat
SinPo.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan bahwa Jakarta memiliki posisi strategis sebagai barometer nasional dalam menjaga stabilitas keamanan dan deteksi dini potensi terorisme.
Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigadir Jenderal Polisi Wawan Ridwan, dalam kegiatan Pelatihan Tiga Pilar dalam Rangka Antisipasi Potensi Radikal Terorisme di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2025
Menurut Brigjen Wawan, setiap aksi teror di Jakarta akan berdampak luas terhadap keamanan nasional.
“Jakarta sebagai kota metropolitan dan barometer bagi daerah-daerah lain. Oleh karena itu, kewaspadaan dan deteksi dini di wilayah Jakarta dan sekitarnya harus lebih optimal dari daerah lainnya,” ujarnya di Jakarta, Senin 27 Oktober 2025.
Ia menegaskan, penguatan peran Tiga Pilar Kewilayahan menjadi penting sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, terutama untuk meningkatkan kapasitas aparatur dalam pencegahan dan deteksi dini.
Adapun Tiga Pilar Kewilayahan yang dimaksud meliputi kepala kelurahan, Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari TNI, dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dari Polri.
“Peningkatan kapasitas Tiga Pilar sebagai garda terdepan mencegah penyebaran ideologi kekerasan sangat diperlukan agar ruang gerak jaringan teror semakin sempit, bahkan tertutup,” tambah Wawan.
Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama, Sholehuddin, menjelaskan bahwa kewaspadaan dan deteksi dini dapat dilakukan melalui tiga aspek utama:
Deteksi pemahaman, dengan melihat apakah seseorang menolak ideologi dan sistem pemerintahan NKRI.
Deteksi sikap, mencermati perilaku anti pemerintah, anti perbedaan, atau anti budaya lokal.
Deteksi tindakan, mengidentifikasi provokasi yang menolak ideologi negara.
Salah satu peserta pelatihan, Lurah Bojong Sari Baru Adeyasya Aziza, menyambut baik kegiatan ini.
“Kami berharap sinergi Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan kepala kelurahan bisa makin kuat untuk bersama-sama mengantisipasi potensi ideologi kekerasan di wilayah kami,” ungkapnya.
Kegiatan pelatihan tersebut digelar pada 21–23 Oktober 2025 di Jakarta dan bertujuan memperkuat sinergi TNI–Polri–pemerintah daerah dalam mencegah penyebaran ideologi radikal di masyarakat.
