Mendag Dorong Percepatan Negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada, Target Rampung 2026

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 27 Oktober 2025 | 11:39 WIB
Menteri Perdagangan RI Budi Santoso. (SinPo.id/dok. Kemendag)
Menteri Perdagangan RI Budi Santoso. (SinPo.id/dok. Kemendag)

SinPo.id - Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso, mendorong agar proses negosiasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN–Canada (Free Trade Agreement) dapat diselesaikan pada tahun depan. 

Menurut Budi, pemanfaatan dan modernisasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN Plus One FTA untuk memperluas akses pasar, inovasi, serta memperkuat konektivitas rantai pasok di kawasan, juga perlu didorong. 

"ASEAN saat ini sedang melakukan negosiasi ASEAN–Canada FTA dan Indonesia berharap proses ini dapat diselesaikan pada 2026. Ke depan, ASEAN juga perlu menjajaki kerja sama baru dengan mitra strategis lainnya, seperti Uni Eropa dan Dewan Kerja Sama Kawasan Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) untuk memperkuat diversifikasi ekonomi kawasan," kata Budi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN di sela rangkaian KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, dikutip Senin, 27 Oktober 2025. 

Budi menekankan pentingnya penguatan koordinasi lintas pilar ekonomi dan keamanan dalam menghadapi dinamika geoekonomi dan geopolitik global. 

Koordinasi ini dilakukan untuk memastikan ASEAN tetap tanggap, adaptif, dan responsif terhadap dinamika global yang semakin kompleks.

"Pertemuan Menteri Luar Negeri dan Ekonomi ASEAN ini merupakan momentum strategis untuk memperkuat kolaborasi antara kedua pilar, sekaligus menjadi kesempatan untuk meninjau kembali mekanisme dan kelembagaan ASEAN dalam mengimplementasikan berbagai inisiatif kolektif," kata dia. 

Budi juga menyoroti pentingnya memperdalam dan memperluas kemitraan ekonomi melalui proses aksesi untuk melengkapi manfaat dari Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP). 

Menurut dia, RCEP merupakan salah satu tonggak penting dalam memperkuat integrasi ekonomi regional sekaligus membuka peluang pertumbuhan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di kawasan Asia-Pasifik. 

Adapun dalam pertemuan tersebut, para menteri menyambut baik laporan dan rekomendasi dalam ASEAN Geoeconomics Report (AGR) 2025 yang disusun oleh ASEAN Geoeconomics Task Force (AGTF). Laporan itu dinilai berhasil merumuskan analisis dan rekomendasi yang menjadi peta jalan bagi penguatan langkah kolektif ASEAN ke depan. 

Salah satu pokok bahasan utama dalam pertemuan ini adalah rencana institusionalisasi AGTF untuk memastikan keberlanjutan dialog lintas pilar di lingkungan ASEAN. 

"Indonesia berperan aktif dalam proses penyusunan laporan ini dan kami bangga karena laporan tersebut mencerminkan pemahamandan kesepakatanbersama negara-negara ASEAN tentang bagaimana membangun ketahanan ekonomi kawasan, sambil tetap menjaga ASEAN sebagai kawasan yang terbuka dan berorientasi keluar," ujar Budi.

Budi memastikan komitmen Indonesia untuk berperan aktif dalam memperkuat koordinasi lintas pilar di ASEAN, serta menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan. 

"Sehingga meningkatkan kapasitas ASEAN untuk beradaptasi dan merespons lanskap global yang terus berubah," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI