Marco Rubio Tegaskan Komitmen Pulangkan Jenazah Sandera AS-Israel dari Gaza, Bahas Pasukan Perdamaian PBB
SinPo.id - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menegaskan komitmennya untuk memastikan pemulangan seluruh jenazah sandera asal AS dan Israel yang masih ditahan kelompok Hamas di Gaza. Pernyataan itu disampaikan Rubio saat bertemu keluarga dua warga AS-Israel, Itay Chen dan Omer Neutra, yang tewas dan jasadnya masih berada di tangan Hamas.
“Kami tidak akan melupakan kehidupan para sandera yang meninggal dalam tahanan Hamas. Kami tidak akan berhenti sampai seluruh jenazah dipulangkan,” tulis Rubio melalui akun X, Sabtu 25 Oktober 2025
Pertemuan dengan keluarga korban dilakukan di Tel Aviv, sebelum Rubio bertolak ke Qatar, negara yang berperan sebagai mediator dalam kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas. Di sana, Rubio dijadwalkan menghadiri pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Emir Qatar untuk membahas kelanjutan proses perdamaian di Gaza.
Forum Hostages and Missing Families menyambut baik janji Rubio.
“Masih ada 13 sandera yang harus kembali ke rumah. Tiga belas keluarga membutuhkan kejelasan. Tolong jangan berhenti sampai sandera terakhir dibebaskan,” tulis organisasi tersebut dalam pernyataan resmi di X.
Dalam penerbangannya menuju Qatar, Rubio mengatakan bahwa AS sedang menjajaki kemungkinan resolusi Dewan Keamanan PBB atau perjanjian internasional untuk membentuk pasukan penjaga perdamaian multinasional di Gaza pascaperang.
“Beberapa negara telah menyatakan minat berpartisipasi, baik dalam bentuk dana maupun personel, tetapi mereka memerlukan dasar hukum internasional seperti resolusi PBB karena aturan domestik mereka,” jelas Rubio.
Rubio juga melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, membahas implementasi “Rencana Komprehensif Presiden Trump untuk Mengakhiri Konflik Gaza”. Netanyahu berterima kasih atas dukungan kuat Rubio terhadap hubungan strategis AS–Israel dan mengundangnya untuk kembali berkunjung.
Keduanya menegaskan komitmen bersama untuk memastikan pemulangan jenazah sandera, pelucutan senjata Hamas, serta demiliterisasi Jalur Gaza.
Menurut data terakhir, Hamas telah membebaskan 20 sandera hidup dalam kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS pada 13 Oktober lalu, dan mengembalikan 15 jenazah dari total 28 korban tewas. Namun, 13 jenazah lainnya masih ditahan di Gaza.
Sebagai imbalannya, Israel telah membebaskan hampir 2.000 tahanan, termasuk 250 narapidana keamanan yang divonis seumur hidup karena serangan mematikan terhadap warga Israel, serta mengembalikan puluhan jenazah pejuang Hamas.
Meski gencatan senjata relatif menahan eskalasi, pada 19 Oktober, militer Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Rafah setelah dua tentaranya tewas akibat serangan kelompok bersenjata Palestina. Puluhan warga Gaza dilaporkan meninggal akibat serangan balasan tersebut.
Sabtu (25/10), IDF kembali melancarkan serangan udara di Nuseirat, Gaza tengah, menargetkan anggota Jihad Islam Palestina yang disebut sedang merencanakan serangan terhadap pasukan Israel.
Langkah-langkah diplomatik Rubio menandai penguatan posisi AS dalam upaya penyelesaian konflik Gaza, di tengah tekanan internasional agar pemerintahan Trump mendorong stabilitas kawasan melalui jalur diplomasi dan pengawasan kemanusiaan.
