Airlangga: Manfaat Transformasi Digital Harus Dirasakan Seluruh Masyarakat ASEAN

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 25 Oktober 2025 | 12:56 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di The 26th AEC Council Meeting di Kuala Lumpur (SinPo.id/ Dok. Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di The 26th AEC Council Meeting di Kuala Lumpur (SinPo.id/ Dok. Ekon)

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat arah baru integrasi ekonomi kawasan ASEAN, dalam Pertemuan ke-26 Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (The 26th AEC Council Meeting) yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. 

Menurut Airlangga, transformasi digital sangat penting sebagai pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi baru di Kawasan ASEAN. 

"Transformasi digital harus menjadi sarana untuk memperluas peluang ekonomi, memperkuat konektivitas kawasan, dan memastikan manfaatnya dirasakan secara inklusif oleh seluruh masyarakat ASEAN," ujar Airlangga dalam keterangannya, Sabtu, 25 Oktober 2025. 

Airlangga lantas menyambut baik kemajuan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang telah mencapai kesimpulan substansial. Juga capaian pelaksanaan Bandar Seri Begawan Roadmap (BSBR) dengan tingkat penyelesaian 92 persen. 

Selain itu, lanjut Airlangga, konektivitas pembayaran lintas batas, sistem ASEAN Single Window, dan peningkatan kapasitas UMKM Digital, capaiannya juga sangat menggembirakan. 

"Sehubungan dengan agenda lintas sektor, Indonesia juga menegaskan dukungan terhadap implementasi Strategi ASEAN untuk Netralitas Karbon, Circular Economy Framework, dan Blue Economy Implementation Plan guna mempercepat transisi menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan," ucapnya. 

Adapun AECC ke-26, menjadi bagian dari rangkaian pertemuan KTT ASEAN yang ke-47 (The 47th ASEAN Summit) yang akan diselenggarakan pada 26-28 Oktober 2025 di Malaysia.

Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi ASEAN untuk menuntaskan pelaksanaan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC Blueprint) 2025, yang diproyeksikan dapat mencapai 87 persen  pada akhir 2025, serta untuk menyiapkan langkah strategis menuju Rencana Strategis AEC 2026-2030 sebagai panduan utama arah kerja sama ekonomi di kawasan ASEAN pasca-2025.

Pada pengantar awal pertemuan, Deputy Secretary-General of ASEAN for ASEAN Economic Community - ASEAN Secretariat Satvinder Singh, memaparkan mengenai Economic Performance and Outlook di Kawasan ASEAN, yang menggambarkan bahwa perdagangan barang di 2024 mencapai US$3,8 triliun atau naik 8,9 persen jauh lebih tinggi daripada kenaikan global yang sebesar 2,1 persen. 

Sedangkan untuk Foreign Direct Investment (FDI) di ASEAN pada 2024 tercatat sebesar US$226 miliar atau naik sebesar 8,5 persen, lebih tinggi dari kenaikan global FDI yang sebesar 4,0 persen. Sedangkan untuk sektor pariwisata, terjadi kenaikan kunjungan wisata di 2024 menjadi 127,1 juta pengunjung.

Dalam pembahasan Rencana Strategis AEC 2026-2030, Indonesia mendukung pengesahan Consolidated List of Activities dan Key Outcome Indicators (KOIs) yang akan menjadi panduan implementasi kerja sama ekonomi ASEAN lima tahun mendatang.

Dokumen strategis ini diharapkan mampu menjawab dinamika global dan memperkuat daya saing kawasan menuju ASEAN 2045 "Our Shared Future". Indonesia juga mendorong digitalisasi sistem Monitoring and Evaluation untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan transparansi hasil kerja.

Pertemuan ini juga menyambut kemajuan Timor-Leste menuju keanggotaan penuh ASEAN, sekaligus menjadi bagian dari persiapan menuju KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur. Indonesia berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam memperkuat kerja sama ekonomi kawasan yang tangguh, inklusif, dan berorientasi masa depan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI