Perkuat Pengawasan Pemilu, Bawaslu dan UNJ Bedah Buku Literasi Data

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 22 Oktober 2025 | 19:35 WIB
Anggota Bawaslu RI Puadi (SinPo.id/ Sigit Nuryadin)
Anggota Bawaslu RI Puadi (SinPo.id/ Sigit Nuryadin)

SinPo.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI terus memperkuat kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam rangka pengawasan pemilu partisipatif. Kali ini, Bawaslu menggandeng Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melalui kegiatan Literasi Data untuk Pengawasan Pemilu yang dikemas dalam bentuk bedah buku, Rabu, 22 Oktober 2025.

Anggota Bawaslu RI, Puadi, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membangun pemahaman akademik mengenai dinamika pengawasan pemilu berbasis data dan riset empiris.

“Buku ini merupakan hasil riset yang merekam dinamika pengawasan pemilu, mulai dari isu daftar pemilih tetap, politik uang, netralitas ASN, hingga keterwakilan perempuan. Semua itu menjadi bagian dari kerja-kerja pengawasan kami di lapangan,” kata Puadi kepada wartawan di UNJ, Rabu, 22 Oktober 2025.

Dia menyampaikan, interaksi antara pengawas pemilu, partai politik, penyelenggara teknis (KPU), hingga penegak hukum menjadi perhatian utama dalam buku tersebut. 

“Literasi data penting untuk memperkuat prinsip integritas. Sebab, pengawasan pemilu bukan hanya soal regulasi, tetapi juga soal keberanian moral menjalankan prinsip-prinsip demokrasi,” ujarnya.

Puadi juga menjelaskan, kegiatan literasi data ini merupakan bagian dari rangkaian program Bawaslu yang digelar di 16 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. 

Adapun Sebelumnya kegiatan serupa telah dilaksanakan di Universitas Nasional Jakarta dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Setelah UNJ, kegiatan berikutnya akan menyasar universitas-universitas di Surabaya dan Aceh.

Menurut Puadi, antusiasme mahasiswa sangat tinggi, terutama dalam menanggapi isu-isu krusial seputar masa depan demokrasi Indonesia. 

“Mahasiswa mempertanyakan arah Pemilu ke depan, termasuk bagaimana peran pengawasan bisa lebih efektif. Ini menunjukkan tingkat daya kritis yang luar biasa,” imbuhnya.

Puadi menjelaskan, masukan dari kalangan kampus akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi Bawaslu dalam menghadapi revisi Undang-Undang Pemilu yang saat ini tengah didorong agar dapat dikodifikasi menjadi satu regulasi tunggal.

“Kami ingin buku ini menjadi kontribusi akademik bagi penguatan kelembagaan pemilu dan afirmasi keadilan dalam setiap tahapannya,” kata Puadi.

Terkait meningkatnya jumlah pemilih pemula pada Pemilu 2029 mendatang, kata dia, Bawaslu juga mendorong peningkatan sosialisasi kepada kelompok muda agar memiliki kesadaran kritis dalam menggunakan hak pilih dan mengawasi proses pemilu.

“Kami punya moto: Bersama rakyat awasi Pemilu, bersama Bawaslu tegakkan keadilan Pemilu. Pemilih pemula harus menjadi bagian dari gerakan partisipatif ini,” tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI