Satu Tahun Prabowo–Gibran, Pemerintah Perkuat Tata Kelola dan Pelindungan Pekerja Migran

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 20 Oktober 2025 | 11:35 WIB
Menteri P2MI Mukhtarudin. (SinPo.id/dok. KP2MI)
Menteri P2MI Mukhtarudin. (SinPo.id/dok. KP2MI)

SinPo.id - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, memberikan apresiasi tinggi atas capaian luar biasa dan inklusif dalam  satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Di mana, program-program pemerintah telah berdampak positif bagi jutaan pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri, sejalan dengan visi Asta Cita Prabowo.

"Sebagai bagian dari pemerintahan yang baru berusia satu tahun, saya bangga melihat bagaimana Presiden Prabowo telah mewujudkan janji kampanye secara nyata. Dari swasembada pangan hingga peningkatan investasi, semuanya mendukung pemberdayaan PMI sebagai pejuang devisa kita," ujar Mukhtarudin, Senin, 19 Oktober 2025.

Menurut Mukhtarudin, Pelindungan dan pemberdayaan PMI bukan lagi sekadar slogan, tapi prioritas utama yang telah terintegrasi dalam Asta Cita. Hal ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk membangun Indonesia Emas 2045.

Politisi Golkar ini merinci beberapa pencapaian kunci selama satu tahun pemerintahan Prabowo yang relevan dengan tugas KP2MI. Pertama, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menjangkau 36,2 juta penerima manfaat sejak Januari 2025, dengan tingkat keberhasilan 99,99 persen. 

"Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas SDM di dalam negeri, tapi juga menginspirasi Pekerja Migran, kita untuk lebih percaya diri mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah berkualitas saat pulang kampung" beber Mukhtarudin.

Kedua, penurunan tingkat kemiskinan nasional menjadi 8,47 persen, terendah sepanjang sejarah dan pengurangan jumlah pengangguran hingga 665 ribu lapangan kerja baru.

"Ini berarti lebih sedikit keluarga yang terpaksa mengirim anggota keluarganya sebagai Pekerja Migran tanpa persiapan matang. Artinya, pentingnya pendidikan vokasi untuk mencetak pekerja migran  yang kompeten, sehingga mereka bisa bersaing di pasar kerja global," jelasnya.

Ketiga, realisasi investasi yang melonjak 2,5 kali lipat menjadi di atas Rp450 triliun per kuartal, dengan pertumbuhan double digit 13,6 persen.

"Saya kira investasi ini membuka peluang baru bagi PMI, seperti kemitraan dengan perusahaan asing untuk pengiriman tenaga kerja terampil ke sektor energi dan manufaktur. Swasembada energi yang dicapai pemerintah juga memastikan rantai pasok aman bagi PMI di Asia," imbuhnya.

Mukhtarudin juga tak menutupi tantangan yang masih ada, seperti kasus 8.000 anak yang mengalami keracunan makanan dalam program MBG, yang disebutnya sebagai "pelajaran berharga untuk perbaikan berkelanjutan". 

"Pemerintahan ini stabil dan bekerja tanpa libur, tapi kami sadar ada catatan perbaikan. Di KemenP2MI, arah kebijakan pelindungan pekerja migran  ke depan difokuskan pada penguatan tata kelola penempatan dan pelindungan melalui harmonisasi regulasi dan diplomasi pelindungan yang lebih terukur dan berkelanjutan," ucapnya.

Mukhtarudin menegaskan, perlindungan pekerja migran bukan sekadar kewajiban moral, melainkan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi diplomasi luar negeri Indonesia di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

Komitmen ini, tercermin kuat dalam sikap dan kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri dan KP2MI, yang terus memperkuat sistem pelindungan menyeluruh bagi warga negara Indonesia, khususnya mereka yang bekerja di luar negeri.

Bagi pemerintah melalui Kementerian P2MI, misi melindungi WNI di luar negeri, termasuk pekerja migran, merupakan amanat prioritas dari Asta Cita, yakni visi besar Presiden Prabowo dalam mewujudkan kedaulatan, kemakmuran, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mukhtarudin pun yakin satu tahun pemerintahan Prabowo menjadi fondasi kokoh dalan mewujudkan Asta Cita untuk kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia dan kemajuan Bangsa.

"Harapannya dengan semangat kebersamaan, pemerintahan Prabowo-Gibran dapat berkomitmen mewujudkan kesejahteraan Pekerja Migran kemajuan bangsa melalui inovasi dan evaluasi berkelanjutan," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI