Pimpinan DPR Paparkan Tiga Fondasi Utama Bangun Ketahanan Pangan
SinPo.id - Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa, memaparkan tiga fondasi utama yang harus diperkuat dalam membangun ketahanan pangan nasional yakni irigasi, pupuk, dan kesejahteraan petani.
Menurutnya, tanpa memperkuat tiga fondasi tersebut, target swasembada pangan dan cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tidak akan pernah tercapai secara berkelanjutan.
“Kalau kita bicara ketahanan pangan, jangan hanya fokus pada hasil panen atau produksi beras," kata Saan, dalam keterangan persnya, dikutip Jumat, 17 Oktober 2025.
"Fondasi utamanya ada di irigasi yang baik, pupuk yang tersedia dan terjangkau, serta petani yang sejahtera. Kalau salah satu rapuh, seluruh sistem pangan kita ikut goyah,” imbuhnya.
Ia pun menyoroti kondisi infrastruktur pertanian di banyak daerah yang masih menjadi persoalan klasik dan belum tuntas, terutama terkait dengan jaringan irigasi yang rusak dan tidak berfungsi optimal.
“Irigasi itu jantung pertanian. Kalau saluran airnya tidak jalan, jangan harap hasil panen bisa maksimal," tegasnya.
DPR mendorong agar program rehabilitasi dan pembangunan irigasi masuk dalam prioritas utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mendatang.
Kemudian, Saan juga menyoroti masalah ketersediaan dan distribusi pupuk bersubsidi yang masih kerap menjadi keluhan utama petani di berbagai daerah.
Menurutnya, kebijakan pupuk bersubsidi perlu dievaluasi agar lebih tepat sasaran, terutama saat menghadapi musim tanam yang semakin tidak menentu akibat perubahan iklim.
“Petani sering bingung karena pupuk datang terlambat atau jumlahnya kurang dari kebutuhan. Padahal, mereka bekerja dengan waktu yang sensitif. Tanpa pupuk tepat waktu, produktivitas pasti turun," ungkapnya.
Sehingga, ia meminta pemerintah untuk mengambil langkah pembenahan dalam sistem distribusi pupuk nasional, termasuk dengan memanfaatkan teknologi digital agar penyaluran bisa dipantau secara real time dan tidak diselewengkan.
Terakhir, pihaknya menyoroti pentingnya memastikan petani sebagai subjek utama pembangunan pangan. Karena selama petani masih hidup dalam ketidakpastian, ketahanan pangan hanya akan menjadi slogan tanpa makna.
“Petani kita ini luar biasa, tapi banyak dari mereka masih hidup pas-pasan. Mereka yang memberi makan bangsa, tapi sering tak mendapat perhatian layak. Jadi, bicara kedaulatan pangan itu artinya juga bicara kedaulatan petani,” tuturnya.
Dengan demikian, Saan berkomitmen untuk memperjuangkan alokasi anggaran yang berpihak pada petani, termasuk subsidi pupuk yang memadai, perbaikan jaringan irigasi, dan perlindungan harga hasil pertanian.
