Kepala Kemanusiaan PBB Desak Israel Buka Lebih Banyak Perbatasan ke Gaza,
SinPo.id - Kepala kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, mendesak Israel membuka lebih banyak jalur masuk ke Gaza untuk memungkinkan lonjakan bantuan kemanusiaan, menyusul ancaman Israel membatasi pasokan akibat keterlambatan Hamas mengembalikan jenazah sandera yang meninggal.
Fletcher menekankan pentingnya kedua pihak, Israel dan Hamas, menegakkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS, menyebut kemajuan yang telah dicapai tidak boleh disia-siakan. Sejak kesepakatan gencatan senjata berlaku pada 10 Oktober, bantuan kemanusiaan mulai masuk, tetapi Israel mengancam membatasi pasokan karena Hamas belum menyerahkan seluruh 28 jenazah sandera sesuai kesepakatan. Hingga kini, tujuh jenazah telah dikembalikan, dan dua lagi dijadwalkan dikirim pada Rabu.
“Kedua belah pihak harus berusaha keras menyelesaikan masalah ini. Israel harus memungkinkan ribuan truk bantuan mingguan masuk ke Gaza. Menahan bantuan untuk warga sipil tidak boleh dijadikan alat tawar-menawar,” tegas Fletcher.
Situasi di Gaza memicu kepanikan warga yang mulai menimbun makanan akibat kekhawatiran gencatan senjata tidak bertahan. Harga kebutuhan pokok melonjak hingga 30%, terutama bahan pangan seperti tepung, minyak, dan gula. Warga seperti Neven Al-Mughrabi dari Khan Younis menyatakan ketidakpercayaan terhadap kesepakatan gencatan senjata dan ketakutan perang kembali berkobar.
Sementara itu, laporan kekerasan terus muncul. Beberapa warga Palestina menjadi korban eksekusi publik oleh anggota bersenjata Hamas, memicu kecemasan dan kemarahan di Gaza. Kepala Komando Pusat AS, Adm Brad Cooper, menyerukan Hamas menghentikan kekerasan terhadap warga sipil dan memanfaatkan kesempatan untuk perdamaian sesuai rencana perdamaian 20 poin yang digagas Donald Trump.
Perbatasan utama Rafah antara Mesir dan Gaza tetap ditutup, membatasi bantuan masuk. Israel menyatakan tidak ada kesepakatan untuk membuka perbatasan tersebut, sementara Hamas menyatakan kesulitan menemukan seluruh jenazah sandera. Pemeriksaan jenazah yang dikembalikan menunjukkan satu di antaranya tidak sesuai dengan daftar sandera Israel.
Di sisi lain, Israel telah menyerahkan 90 jenazah warga Palestina sesuai kesepakatan ganti-rugi, sementara keterlambatan pengembalian jenazah sandera Israel memicu kemarahan publik. Rotem, putra salah satu sandera yang meninggal, menyebut Hamas “seharusnya bisa menyerahkan lebih banyak jenazah dan kini bermain-main.”
Pertemuan mediator di Mesir terus berlangsung untuk menjembatani perbedaan antara Hamas dan Israel, memastikan fase pertama gencatan senjata tetap berjalan. Fletcher menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan harus terus mengalir dan akses warga sipil tidak boleh dihambat akibat konflik atau negosiasi politik.

