Inggris Catat Lonjakan Serangan Siber, GCHQ Ingatkan Risiko Besar pada Infrastruktur
SinPo.id - Inggris mengalami lonjakan signifikan dalam serangan siber selama setahun terakhir, menurut laporan National Cyber Security Centre (NCSC) yang dirilis Selasa 15 Oktober 2025. Laporan ini menyoroti meningkatnya kerentanan infrastruktur digital negara.
NCSC menangani 429 insiden, hampir setengahnya diklasifikasikan sebagai “signifikan secara nasional”. Dari jumlah tersebut, 18 insiden dianggap “sangat parah” karena berdampak langsung pada operasi pemerintah, layanan penting, infrastruktur, masyarakat, dan ekonomi.
Pejabat keamanan memperingatkan sistem digital bisa gagal kapan saja, dan mendesak organisasi untuk segera mengaktifkan rencana darurat. Mereka juga menekankan bahwa ketergantungan yang semakin tinggi pada teknologi memperbesar skala dan konsekuensi ancaman siber.
Anne Keast-Butler, direktur Government Communications Headquarters (GCHQ), menekankan pentingnya manajemen risiko proaktif dan kepemimpinan tingkat tinggi dalam keamanan siber. “Jangan jadi target mudah, jadikan manajemen risiko bagian dari tata kelola Anda dan pimpin respons dari atas,” ujarnya.
Laporan NCSC menyebut China, Rusia, Iran, dan Korea Utara sebagai sumber utama ancaman eksternal, yang sering menggunakan kampanye ransomware untuk memeras uang.
