Kementerian PU Dorong Pengelolaan  Sampah Dimulai dari Rumah Tangga

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 13 Oktober 2025 | 22:06 WIB
Penasihat DWP Kementerian PU Irma Dody Hanggodo (SinPo.id/dok. KemenPU)
Penasihat DWP Kementerian PU Irma Dody Hanggodo (SinPo.id/dok. KemenPU)

SinPo.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menggelar acara Women’s Talk Kelola Sampah dari Rumah, sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2025. Acara ini bertujuan untuk memperkuat pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga sebagai langkah awal mengurangi beban pengelolaan persampahan nasional.

"Rumah adalah ruang terkecil namun terkuat dalam membentuk perilaku. Jika dimulai dari rumah untuk membiasakan diri mengurangi serta memisahkan sampah organik dan anorganik, maka orang tua telah memberi teladan nyata untuk menghasilkan generasi yang lebih peduli terhadap kebersihan dan keberlanjutan lingkungan," kata Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian PU Irma Dody Hanggodo, Senin, 13 Oktober 2025. 

Menurut Irma, 50 persen sampah yang dihasilkan di Indonesia berasal dari rumah tangga. Karena itu, pengelolaan sampah di rumah harus diperkuat agar beban pengelolaan sampah di tingkat nasional dapat berkurang.

Irma meyakini, perempuan memiliki peran strategis dalam memimpin perubahan di rumah tangga yang kemudian meluas menjadi gerakan di tingkat komunitas, kota, hingga nasional. 

"Melalui kegiatan ini, kami mengajak ibu-ibu di lingkungan Kementerian PU berbagi inspirasi dan aksi nyata kurangi sampah dari rumah. Mari bersama-sama kita jadikan keluarga besar PU sebagai contoh dan teladan dalam mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat, serta kota dan lingkungan yang manusiawi sesuai Asta Cita Presiden Prabowo," ujarnya. 

Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti yang hadir di acara, mendukung penuh penguatan aksi nyata pemilahan sampah. Bisa dimulai dari diri sendiri, dari rumah, dan dari kantor masing-masing. 

Menurutnya, pembiasaan pengurangan sampah mulai dari lingkungan terkecil serta kolaborasi lintas sektor akan mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan. 

"Kita perlu gerakan perubahan yang masif mulai dari lingkungan kecil di rumah hingga lingkungan yang lebih besar lagi dan saya harap ibu-ibu di Kementerian PU dapat menjadi contoh agen perubahan tersebut. Pengelolaan sampah tidak bisa hanya oleh pemerintah pusat sendiri, tapi harus bersama-sama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan juga kita sendiri, masing-masing harus bisa memilah dan mengelola sampah," kata Diana. 

Data menunjukkan, sejak 2021, kota-kota di Indonesia menghasilkan lebih dari 68 juta ton sampah per tahun. Di mana, sebagian besar sampah tersebut masih berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang kini banyak mengalami kelebihan kapasitas. 

Sehingga untuk mewujudkan 100 persen pengelolaan sampah nasional pada tahun 2029, peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2025 mengusung tema global Urban Crisis Response: People-Centred Smart Cities dan tema nasional Aksi Pilah Sampah Menuju Indonesia Bersih Indonesia Sehat: Kota Cerdas yang Manusiawi untuk berfokus pada perubahan perilaku pengelolaan sampah. 

"Kota cerdas yang memanusiakan penduduknya membutuhkan ekosistem yang kolaboratif, dari perencanaan yang presisi sampai membentuk kebiasaan warganya di level rumah tangga. Ketika rumah tangga, sekolah, dan komunitas bergerak serempak, target 2029 lebih dekat tercapai," ujarnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI