Saan Mustopa Minta Evakuasi Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo Diselesaikan Secara Tuntas
SinPo.id - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Saan Mustopa meminta pemerintah memastikan proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, dilakukan secara menyeluruh dan tuntas.
"Jadi tidak ada yang tersisa di situ, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal," ujar Saan saat ditemui di Jakarta, Sabtu.
Ia menegaskan bahwa proses evakuasi harus benar-benar memastikan tidak ada korban yang tertinggal di bawah reruntuhan bangunan pesantren. Menurutnya, tragedi ini merupakan duka mendalam bagi bangsa, khususnya bagi generasi penerus yang tengah menimba ilmu.
Terkait rencana pembangunan kembali pesantren oleh Menteri Perencanaan Umum (PU), Saan menyampaikan bahwa hal tersebut harus dibahas secara matang di tingkat kementerian, mengingat penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus melalui prosedur yang tepat.
"Tujuannya memang baik untuk membantu, tapi kalau misalkan ada polemik, kan kasihan pesantrennya juga karena yang akan terseret mereka," ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa niat baik harus dijalankan dengan cara yang baik pula, agar tidak menimbulkan masalah hukum atau sosial di kemudian hari. Saan juga menekankan pentingnya koordinasi dengan DPR, khususnya Komisi V yang membidangi infrastruktur dan perhubungan.
Meski proses penanganan telah dilakukan secara kekeluargaan, Saan menilai tragedi ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa sebanyak 50 jenazah korban telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan bahwa proses identifikasi dilakukan secara bertahap sejak awal pekan lalu.
“Data hasil identifikasi sampai hari Jumat 10 Oktober, sebanyak 50 jenazah telah berhasil dikenali," kata Abdul.
Namun, tim DVI masih memiliki tugas untuk mengidentifikasi 11 jenazah lainnya, termasuk lima potongan tubuh korban yang ditemukan secara bertahap oleh tim SAR gabungan di lokasi kejadian.

