Trump Setuju dengan Tawaran Putin Batasi Senjata Nuklir, tapi Peringatan Soal Tomahawk ke Ukraina
SinPo.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu 5 Oktober 2025 menyambut positif tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin untuk secara sukarela mempertahankan batas jumlah senjata nuklir strategis yang telah diatur dalam perjanjian New START tahun 2010.
“Kedengarannya ide yang bagus bagi saya,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, ketika ditanya tentang tawaran Putin tersebut.
Sebelumnya, Putin pada September lalu menawarkan agar kedua negara tetap mematuhi batas jumlah hulu ledak dan peluncur nuklir seperti yang diatur dalam New START, meskipun perjanjian itu akan berakhir pada Februari mendatang.
Namun di tengah sinyal positif itu, hubungan Washington–Moskow kembali tegang setelah Putin memperingatkan bahwa keputusan AS untuk memasok rudal jelajah jarak jauh Tomahawk ke Ukraina akan menghancurkan hubungan kedua negara.
“Langkah itu akan menghancurkan hubungan kami, atau setidaknya tren positif yang mulai muncul,” kata Putin dalam video yang dirilis oleh televisi pemerintah Rusia pada Sabtu (5/10).
Wakil Presiden AS J.D. Vance sebelumnya mengatakan bahwa Washington sedang mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk memperoleh rudal yang mampu menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia, termasuk Moskow. Namun, keputusan akhir belum diambil.
Seorang pejabat AS dan beberapa sumber lain mengatakan kepada Reuters bahwa pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina kemungkinan sulit dilakukan karena sebagian besar persediaannya sudah dialokasikan untuk Angkatan Laut AS.
Langkah pembatasan senjata nuklir ini, bila disepakati, akan menjadi kontras dengan meningkatnya ketegangankedua negara sejak pertemuan Trump dan Putin di Alaska pada Agustus lalu, terutama setelah laporan adanya pelanggaran drone Rusia ke wilayah udara NATO.
Pada hari yang sama, Trump tengah meninjau kapal induk USS George H.W. Bush di lepas pantai Virginia dan dijadwalkan menyampaikan pidato di kapal induk USS Harry S. Truman.
Rudal jelajah Tomahawk memiliki jangkauan hingga 2.500 kilometer. Jika Ukraina mendapatkannya, maka Kremlin dan seluruh wilayah Eropa Rusia akan berada dalam jangkauan serangan.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, pekan lalu menyatakan bahwa Moskow masih menunggu tanggapan resmi dari Trump mengenai tawaran pembatasan senjata nuklir tersebut.
Jika Trump menyetujui langkah itu, dunia akan menyaksikan momen langka: dua kekuatan nuklir terbesar mencoba menahan diri di tengah perang Ukraina yang masih membara.

