Wamendag Dorong Dunia Usaha Manfaatkan Perjanjian Dagang untuk Kuasai Pasar Global

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 04 Oktober 2025 | 13:16 WIB
Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri. (SinPo.id/dok. Kemendag)
Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri. (SinPo.id/dok. Kemendag)

SinPo.id - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti Widya Putri, mendorong pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk berpartisipasi aktif atau terlibat dalam dinamika rantai global saat ini. Karena, globalisasi merupakan esensi keterhubungan antarnegara di seluruh dunia, dan perdagangan menjadi bagian pentingnya. 

"Meski dinamika geopolitik saat ini mendorong globalisasi ke arah multipolar, Indonesia tetap konsisten membuka diri dan menjalin interaksi dengan dunia, sejalan dengan prinsip politik luar negeri kita," ujar Roro dalam Milken Institute Asia Summit bertajuk "Can Globalization Be Great Again? Doing Business in a Changing World" di Singapura, dikutip Sabtu, 4 Oktober 2025.

Roro mengungkapkan, Indonesia telah memperluas akses pasar melalui perjanjian Indonesia–Uni Eropa CEPA, Indonesia–Kanada CEPA (di Ottawa, 24 September 2025), serta Indonesia–Peru CEPA. 

Indonesia juga aktif menjajaki pasar non-tradisional, termasuk di Afrika seperti Tunisia dan Mozambik, sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan globalisasi. 

Menurut Roro, pemerintah terus hadir bagi masyarakat untuk membuka berbagai kesempatan agar bisnis di dalam negeri bisa berkembang. Sekaligus menjaga pelaku usaha dalam negeri dari efek negatif globalisasi.

Adapun fokus kebijakan pemerintah saat ini adalah hilirasi baik di sektor industri, perkebunan, dan perikanan. Hal ini dapat menjadi multiplier effect terhadap penciptaan lapangan kerjadan transfer pengetahuan dan teknologi. 

Untuk itu, Roro mengimbau pelaku usaha terus berinovasi dan berkomitmen pada standar baku internasional untuk perdagangan barang. Sehingga pelaku usaha bersama pemerintah bisa bersama-sama membangun iklim bisnis yang baik untuk bisa menarik investasi.

Kemudian, Pemerintah Indonesia juga memperluas perdagangan jasa di berbagai sektor, termasuk ritel, niaga elektronik, logistik, keperawatan, perbankan, pariwisata, kuliner, desain, fesyen, dan konstruksi. Diversifikasi ini memastikan bahwa perekonomian dan perdagangan negara tidak hanya bergantung pada barang.

"Fokus utama saat ini adalah bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan berbagai perjanjian perdagangan bebas yang sudah ada, sekaligus meningkatkan keterlibatan sektor swasta agar mereka juga memperoleh manfaat maksimal. Persaingan global akan selalu ada, sehingga kunci keberhasilan adalah menjaga produktivitas agar Indonesia terus berkembang," paparnya. 

Bagi Roro, globalisasi tak hanya memberikan peluang terbukanya pasar baru, tapi juga merupakan panggilan untuk memperkuat ketahanan, daya saing, dan kepemimpinan di kancah internasional. 

Globalisasi saat ini juga makin mengedepankan aspek keberlanjutan, akan lebih inklusif, dan berpusat pada manusia. Namun, salah satu langkah penting adalah beradaptasi dan aktif menjalin keterhubungan dengan dunia. 

"UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian nasional, menyumbang lebih dari 60 persen PDB, dengan partisipasi perempuan yang sangat signifikan, yakni sekitar 64 persen UMKM dikelola oleh perempuan. Ke depan, tantangannya adalah bagaimana memberdayakan bisnis lokal sehingga produk Indonesia semakin dikenal di pasar global," jelasnya. 

Lebih lanjut, Roro memaparkan berbagai kebijakan strategis Indonesia untuk memperluas akses pasar global di era globalisasi. Antara lain menetapkan 24 perjanjian dagang (preferential trade agreement (PTA)/free trade agreement (FTA)/comprehensive economic partnership agreement (CEPA)) dengan 30 negara di enam kawasan.

Sejauh ini, 68,05 persen ekspor Indonesia ditujukan ke negara-negara mitra FTA dan 73,50 persen impor Indonesia berasal dari mitra FTA. Adapun secara kolektif, FTA Indonesia mewakili 34,54 persen impor global, 26,68 persen PDB global, dan 47,56 persen populasi dunia.

"Indonesia juga tetap aktif terlibat dalam diskusi perdagangan global dan berkontribusi pada forum WTO," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI