Gubernur DKI: Abang None Wajah Baru Jakarta yang Inklusif dan Berbudaya
SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan peran Abang None Jakarta tak lagi sekadar sebagai duta pariwisata, melainkan simbol perubahan wajah ibu kota yang lebih inklusif, modern, dan tetap berakar pada budaya lokal.
Hal itu Pramono sampaikan dalam acara High Tea bersama finalis dan pemenang Abang None Jakarta 2024 dan 2025 di Balai Kota, Rabu, 1 Oktober 2025.
“Jakarta sedang bergerak menuju kota global, dan kalian adalah bagian dari transformasi itu. Bukan hanya sebagai ikon, tetapi juga sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan kota ini,” ujar Pramono di hadapan para finalis.
Acara yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno tersebut menjadi momentum bagi pemerintah provinsi memperkuat peran Abang None dalam mendukung misi kebudayaan dan pariwisata kota.
Menurut Pramono, Pemprov DKI berencana melibatkan para finalis dalam sejumlah kegiatan pemerintahan dan promosi budaya, baik di dalam maupun luar negeri.
“Kami ingin wajah Jakarta itu tidak hanya terlihat dari gedung-gedung tinggi, tetapi juga dari manusianya muda, cerdas, komunikatif, dan tetap menghargai akar budaya Betawi. Dan itu semua ada pada diri kalian,” ungkapnya.
Dia juga menyampaikan, Jakarta membutuhkan representasi yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mampu berinteraksi di berbagai lapisan sosial, termasuk dalam forum-forum internasional.
“Kemampuan kalian dalam berbahasa, dalam membangun komunikasi, dan memahami sejarah kota ini menjadi modal penting. Karena itu, kami berharap kalian aktif, tidak hanya tampil saat seremonial, tetapi terlibat langsung dalam dinamika kota,” ucap Pramono.
Lebih jauh, Pramono mengaku terkesan dengan penampilan dan kualitas para finalis Abang None yang menurutnya menunjukkan kesiapan generasi muda untuk memimpin narasi baru tentang Jakarta.
“Yang saya lihat hari ini adalah generasi muda Jakarta yang percaya diri, punya wawasan global, tapi tetap membumi. Ini yang kami butuhkan untuk menjembatani perubahan identitas Jakarta sebagai kota yang terbuka dan berkarakter,” tandasnya.
