Netanyahu Ancam Serang Kelompok Perlawanan Irak di PBB, Irak Balik Peringatkan
SinPo.id - Suasana Sidang Umum PBB ke-80 diwarnai ketegangan setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melontarkan ancaman terbuka terhadap kelompok perlawanan Irak. Dalam pidatonya, Netanyahu menuding Iran dan jaringan perlawanan regional sebagai dalang konflik di Gaza, serta menyatakan siap menargetkan kelompok perlawanan di Irak.
Ancaman tersebut langsung memicu respons keras dari Irak. Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein, menegaskan bahwa setiap serangan terhadap warga Irak akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh negara.
“Ini adalah pelanggaran jelas terhadap kedaulatan Irak. Jika ada satu warga kami diserang, maka serangan itu ditujukan kepada seluruh Irak,” tegas Hussein.
Sementara itu, Seyyed Abbas Mousavi, perwakilan kelompok Nujaba Resistance, menyatakan ancaman Netanyahu justru menjadi bukti efektifnya perlawanan Irak terhadap Israel.
“Ancaman ini menunjukkan betapa sakitnya rezim Zionis akibat operasi perlawanan Irak dalam mendukung Palestina. Ancaman itu tidak akan melemahkan kami, justru memperkuat tekad perlawanan,” kata Mousavi kepada Mehr di Teheran.
Mousavi juga menuding ancaman Netanyahu mendapat “lampu hijau” dari Amerika Serikat, sekaligus menegaskan bahwa kelompok perlawanan siap merespons pada waktu yang tepat.
Di saat yang sama, Iran juga ikut menyoroti dinamika kawasan. Penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran, Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, menyatakan Teheran harus mempertimbangkan bergabung dengan pakta pertahanan baru antara Arab Saudi dan Pakistan. Menurutnya, kerja sama regional dapat memperkuat posisi negara-negara Islam menghadapi tekanan Israel dan Amerika Serikat.
Ketegangan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran global soal kemungkinan perang besar antara AS, Israel, dan Iran. Analis menilai, kombinasi program nuklir Iran, dukungan terhadap kelompok perlawanan di Timur Tengah, serta reposisi militer Amerika Serikat di kawasan, menandakan Washington tengah menyiapkan konfrontasi langsung dengan Teheran.
Israel sendiri menegaskan bahwa ambisi nuklir Iran adalah ancaman eksistensial. Washington pun semakin keras menekan Teheran dengan sanksi dan pengerahan pasukan, menimbulkan spekulasi bahwa perang besar di kawasan hanya tinggal menunggu waktu.
