Dualisme Kepemimpinan PPP Usai Muktamar X: Rommy Tegaskan Agus Suparmanto Terpilih, Mardiono Klaim Aklamasi

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 29 September 2025 | 03:00 WIB
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy alias Rommy. (SinPo.id/Antara)
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy alias Rommy. (SinPo.id/Antara)

SinPo.id -  Muktamar ke-10 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Ancol, Jakarta, berakhir dengan polemik besar. Dua tokoh sama-sama mengklaim sebagai Ketua Umum PPP periode 2025–2030.

Anggota Tim Formatur sekaligus mantan Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy (Rommy), menegaskan bahwa mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto resmi terpilih sebagai Ketua Umum PPP 2025–2030. “Muktamar ke-10 telah usai, dan terpilih Agus Suparmanto bersama 12 formatur yang mewakili DPP dan DPW PPP seluruh Indonesia. Mereka mulai bekerja malam ini,” kata Rommy di kawasan Ancol, Minggu.

Rommy menekankan pemilihan Agus sesuai AD/ART PPP. Ia juga membantah klaim Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono yang menyatakan terpilih secara aklamasi. “Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi secara aklamasi. Itu klaim sepihak, tidak bertanggung jawab, dan upaya memecah belah PPP,” tegasnya.

Sementara itu, Mardiono bersikukuh dirinya dipilih aklamasi oleh mayoritas peserta muktamar demi menyelamatkan forum yang dinilai darurat. Ia mengklaim sekitar 80 persen peserta menyetujui keputusan itu. Namun, forum sempat ricuh hingga menyebabkan beberapa kader terluka dan kursi terbalik.

Ketua Sidang Muktamar, Amir Usmara, menyebut keputusan aklamasi untuk Mardiono sah secara formal karena diketok sebelum kericuhan terjadi. Namun Rommy bersama para ketua majelis dan DPW PPP menegaskan bahwa yang sah terpilih adalah Agus Suparmanto.

Dengan demikian, PPP kini menghadapi dualisme kepemimpinan usai Muktamar X. Situasi ini diperkirakan akan berdampak besar pada arah konsolidasi partai menjelang Pemilu 2029.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI