Keputusan Selandia Baru Tolak Akui Palestina di Sidang Umum PBB Picu Kritik Pedas
SinPo.id - Keputusan Pemerintah Selandia Baru untuk tidak mengakui Palestina sebagai negara dalam Sidang Umum PBB ke-80 menuai kritik tajam di dalam negeri. Mantan Perdana Menteri Helen Clark bahkan menyebut langkah itu sebagai “hari penuh rasa malu” bagi negaranya.
“Day of shame for New Zealand. Pemerintah memilih berbeda dari negara-negara yang biasanya sejalan, dengan menolak pengakuan Palestina,” tulis Clark di media sosial X.
Menteri Luar Negeri Winston Peters menyatakan bahwa Wellington belum siap mengakui Palestina. Menurutnya, pengakuan hanya akan dilakukan saat kondisi lebih mendukung terciptanya perdamaian dan negosiasi.
Namun, keputusan itu langsung ditentang partai oposisi. Chloe Swarbrick, pemimpin bersama Partai Hijau, menilai langkah Perdana Menteri Christopher Luxon justru membuat Selandia Baru terisolasi secara moral.
“Banyak warga Selandia Baru marah dengan keputusan ini. Anda tidak bisa berpura-pura mendukung solusi dua negara sambil hanya mengakui salah satunya,” ujar Swarbrick dalam sebuah video di Facebook.
Data terbaru menunjukkan lebih dari 65 ribu warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, telah tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. Serangan darat dan udara itu membuat Gaza hampir tidak layak huni dan memicu krisis kemanusiaan terbesar dalam sejarah kawasan tersebut.
