Bapanas Yakin Indonesia Kian Dekat Jadi Lumbung Pangan Dunia

Laporan: Sigit Nuryadin
Sabtu, 27 September 2025 | 22:49 WIB
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi (SinPo.id/ Dok. Perum Bulog)
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi (SinPo.id/ Dok. Perum Bulog)

SinPo.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan Indonesia semakin siap mewujudkan visi menjadi lumbung pangan dunia seiring dengan kian mandirinya produksi sejumlah komoditas strategis dalam negeri. Menurut Arief, ketahanan pangan nasional kini berada di jalur yang tepat.

“Banyak komoditas strategis kita saat ini sudah tidak bergantung pada impor. Itu indikasi jelas bahwa kita sedang berada dalam fase transisi menuju negara dengan kedaulatan pangan,” ujar Arief di Jakarta, Sabtu, 27 September 2025.

Pernyataan ini muncul setelah Presiden Prabowo Subianto menyampaikan ambisi menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. 

Arief menyebut pernyataan Presiden tersebut bukan sekadar retorika, melainkan cerminan dari capaian konkret di lapangan.

“Kalau bicara telur, ayam, cabai, hingga bawang merah, kita sudah berada di posisi netral bahkan surplus. Ini bukan janji, tapi data,” katanya.

Menurut dia, data yang dihimpun Bapanas menunjukkan tingkat produksi dalam negeri telah melampaui kebutuhan konsumsi untuk beberapa komoditas utama. Produksi telur diperkirakan mencapai 6,5 juta ton, sementara konsumsi nasional hanya 6,2 juta ton. 

"Begitu pula dengan daging ayam, yang produksinya mencapai 4,2 juta ton, melebihi kebutuhan 3,8 juta ton per tahun," ungkapnya. 

Sedangkan, cabai besar dan cabai rawit mencatat produksi masing-masing 1,4 juta dan 1,6 juta ton, jauh di atas angka konsumsi tahunan yang berkisar antara 876 ribu hingga 958 ribu ton. Kemudian untuk bawang merah, ekspor bahkan mulai dilakukan, dengan volume 128 ton pada semester pertama, dan target ekspor 5.000 ton di semester kedua.

Arief menambahkan, khusus untuk beras, proyeksi hingga Oktober 2025 menyentuh angka 31 juta ton, dengan potensi tambahan 1,5 hingga 1,8 juta ton pada November dan Desember. Total itu berpotensi menimbulkan surplus sekitar tiga juta ton, jika tidak terjadi gangguan besar pada musim tanam.

“Selama tidak ada anomali cuaca atau serangan hama yang ekstrem, kami optimistis produksi akan stabil hingga akhir tahun,” tutur Arief. 

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional periode Januari-Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton. Angka tersebut telah melampaui capaian tahun 2024 yang berada di 30,62 juta ton dan mendekati angka tahun 2023 sebesar 31,1 juta ton.

Arief menegaskan, pencapaian ini menjadi pondasi penting untuk menghadapi tantangan global, terutama krisis pangan yang mulai melanda sejumlah negara. Menurutnya, Indonesia tidak hanya harus swasembada, tapi juga mampu berkontribusi secara global dalam menyuplai pangan.

“Kalau negara lain kekurangan, sementara kita kelebihan produksi, ini bisa jadi peluang strategis. Tapi tentu dengan catatan, kebutuhan dalam negeri harus aman lebih dulu,” tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI