BPOM Ingatkan Hati-hati Beli Obat Pelangsing Tanpa Pengawasan Medis
SinPo.id - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, mengingatkan untuk berhati-hati membeli dan menggunakan obat pelangsing yang tidak tepat. Sebab, sangat banyak kasus klaim beberapa obat dengan izin edar untuk indikasi medis tertentu yang dialihkan dan disalahgunakan sebagai solusi penurunan berat badan, serta seringkali di luar pengawasan medis.
"Obesitas bukan hanya sebagai masalah individu atau gaya hidup secara global, melainkan telah dikenal sebagai masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena prevalensinya yang semakin meningkat dan perannya sebagai faktor risiko berbagai penyakit kronis," kata Taruna dalam pertemuan virtual Cross Sectoral Obesity Awareness Forum 2025 yang diselenggarakan Kedubes Denmark, dikutip Jumat, 26 September 2025.
Kegiatan ini mengambil tema "Bahas Tuntas Obesitas, Kolaborasi Hadir Membawa Harapan", dibuka oleh Deputy Head of Mission, Kedutaan Besar Denmark Per Brixen. Pertemuan dihadiri pula oleh Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Lucia Rizka Andalusia serta Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Utama BPOM Maya Gustina, yang mewakili Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif (Deputi 1).
Taruna menekankan, pentingnya lingkungan regulasi yang suportif dalam memastikan keselamatan dan mendorong inovasi kesehatan. "Salah satu masalah yang menjadi perhatian kami adalah penggunaan obat pelangsing yang tidak tepat," ucapnya.
Taruna menjelaskan, BPOM memegang peranan penting dalam meningkatkan sistem pengawasan kesehatan di Indonesia. Dan, BPOM berkomitmen untuk menciptakan lingkungan regulasi yang dapat menyeimbangkan pengawasan dengan kemajuan.
"Kami berfokus pada keamanan produk obat, makanan, dan suplemen yang beredar, serta mendorong inovasi kesehatan yang bertanggung jawab," ujarnya.
Sementara itu, Deputy Head of Mission, Kedubes Denmark Per Brixen, menggarisbawahi bahwa obesitas tak hanya disebabkan oleh meningkatnya kuantitas makanan yang dikonsumsi, tapi suatu penyakit yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik, mental, pola hidup, dan lingkungan.
"Hilangkan stigma terhadap obesitas. Obesitas merupakan suatu penyakit yang perlu ditangani serius dan awal dari penyakit-penyakit kronik lainnya, seperti jantung dan diabetes," kata Brixen.
Brixen mengajak serta mendorong kerja sama lintas sektor untuk bersama menangani obesitas di Indonesia melalui regulasi sampai ke edukasi masyarakat. Para tenaga kesehatan, masyarakat sipil, dan pelaku sektor swasta didorong untuk berperan aktif dalam upaya penanganan dan pengelolaan obesitas melalui advokasi, serta meningkatkan literasi terkait obesitas.
"Mari para stakeholder, dalam hal ini BPOM, Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan, hingga pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), serta masyarakat untuk lebih aware terhadap obesitas, termasuk menjaga pola hidup sehat," kata Brixen.
