IEU–CEPA Kerek Pendapatan Negara US$2,8 Miliar dan Serap 5 Juta Pekerja
SinPo.id - Indonesia dan Uni Eropa resmi melakukan penandatanganan kesepakatan substantif Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), setelah menjalani rangkaian proses perundingan sepanjang hampir satu dekade.
Kesepakatan ini akan menjamin terciptanya persaingan yang lebih adil (equal level of playing field) bagi produk, investasi, serta menegaskan posisi kuat Indonesia di kancah global.
"Dari putaran pertama perundingan di Brussels pada tanggal 20-21 September 2016 hingga hari ini di Bali, perjalanan sembilan tahun ini telah membawa kita pada sebuah tonggak bersejarah yang mencerminkan komitmen bersama dan berkelanjutan kita terhadap kemitraan ekonomi yang terbuka, adil, dan berkelanjutan melalui IEU–CEPA," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip Rabu, 24 September 2025
Airlangga optimis, kesepakatan ini akan memberikan manfaat konkret bagi Indonesia, khususnya dalam memperluas ekspor dan mengamankan akses pasar yang lebih luas di Uni Eropa.
Liberalisasi pasar di bawah IEU-CEPA sendiri akan mencakup bidang barang, jasa, dan investasi. Terkait dengan barang, kedua pihak telah berkomitmen untuk menghilangkan tarif pada lebih dari 98 persen jenis tarif dan 99 persen dari total nilai impor.
Saat implementasi kesepakatan tersebut, produk Indonesia langsung akan menikmati tarif 0 persen di 90,40 persen pasar Uni Eropa dan dengan pengurangan tarif lebih lanjut yang akan menyusul secara bertahap.
Dengan pemberlakuan kesepakatan tersebut, komoditas utama ekspor Indonesia seperti minyak sawit, kopi, tekstil dan pakaian jadi, alas kaki, dan furnitur diproyeksikan akan mengalami peningkatan.
Selain itu, IEU-CEPA juga akan membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor produk-produk berteknologi tinggi, termasuk ponsel pintar dan peralatan telekomunikasi, sehingga mendorong diversifikasi ekspor dan meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global.
Terkait fasilitasi perdagangan, kedua pihak akan memperkuat kerja sama melalui penyederhanaan prosedur ekspor-impor, dan kolaborasi yang lebih erat antara otoritas pabean.
Dalam hal investasi, Uni Eropa sendiri merupakan salah satu negara dengan investasi tertinggi di Indonesia dengan kontribusi signifikan di sektor-sektor utama seperti bahan kimia dan farmasi, jasa, perumahan dan kawasan industri, perhotelan, perdagangan dan reparasi, serta industri makanan.
"Kesepakatan IEU-CEPA akan memberikan kepastian regulasi yang lebih besar, mendorong transfer teknologi, dan memperkuat integrasi Indonesia ke dalam rantai pasokan global," paparnya.
Selain mampu mendorong penciptaan pasar baru bagi perdagangan Indonesia, lanjut Airlangga, inovasi utama yang terdapat dalam kesepakatan IEU-CEPA yakni perdagangan digital.
Hal tersebut juga menjadi fitur perintis yang selaras dengan tren global dan inisiatif regional Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang diinsiasi dalam kepemimpinan Indonesia pada ASEAN 2023 lalu. Dengan demikian, akan memposisikan Indonesia untuk terus berkembang dalam bidang ekonomi digital, baik di tingkat regional maupun global.
"Dengan berbagai fitur komprehensif dalam Kesepakatan IEU-CEPA tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa diperkirakan akan meningkat signifikan hingga 60 persen dalam awal implementasi IEU–CEPA," ungkapnya.
Ia meyakini, pertumbuhan tersebut akan disertai dengan proyeksi peningkatan pendapatan nasional sebesar US$2,8 miliar, penciptaan lapangan kerja baru, dan kontribusi terhadap pengurangan kemiskinan secara umum.
Implementasi IUE-CEPA tersebut juga akan memberikan dampak kepada 5 juta tenaga kerja di Indonesia yang berkaitan dengan sektor padat karya. Hal ini selaras dengan Program Paket Ekonomi Indonesia pada semester ke-2 tahun ini terkait dengan upaya mendorong peningkatan jumlah lapangan kerja.
Pemerintah Indonesia tak hanya berupaya memastikan kerja sama perdagangan dan investasi berkontribusi pada pertumbuhan inklusif yang saling menguntungkan, melainkan juga merevitalisasi sektor pariwisata dan industri padat karya, memberikan keringanan fiskal dan administratif bagi UMKM, serta memperkuat daya beli masyarakat dengan insentif, subsidi, dan langkah-langkah perlindungan sosial.
Ke depan, pemerintah Indonesia akan terus melakukan upaya deregulasi dan reformasi kebijakan sejalan dengan peluang akses pasar yang lebih luas yang muncul dari implementasi IEU–CEPA serta bonus demografi Indonesia. Pendekatan tersebut juga diharapkan akan semakin mendukung peningkatan daya saing nasional.
"Dengan penandatanganan dan pengumuman bersama atas kesimpulan substantif negosiasi CEPA, dimulailah era baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Kerja sama ini merupakan kolaborasi antara 723 juta orang dari kedua negara dengan nilai lebih dari US$21 triliun,” pungkasnya.
