Industri Film Bergeliat, Pemprov DKI Dorong Jakarta Jadi Kota Sinema UNESCO
SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI menilai industri film yang berkembang pesat di ibu kota menjadi fondasi kuat dalam upaya menjadikan Jakarta sebagai bagian dari jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Salah satu kategori yang ditargetkan ialah status sebagai kota sinema.
“Bayangkan, yang punya Hotel Tavia Heritage, jadi kalau syuting di Jakarta, stay-nya di hotel enam bulan. Bayangkan demand creation-nya,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Andhika Permata, Selasa, 23 September 2025.
Andhika menekankan, geliat industri film tidak hanya berdampak pada sektor budaya, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian kota, mulai dari perhotelan, transportasi, hingga lapangan kerja.
Berdasarkan data, kata dia, pada 2024 tercatat sebanyak 42.000 judul film masuk ke Lembaga Sensor Film (LSF), dengan 285 di antaranya lulus sensor. Dari jumlah tersebut, 141 rumah produksi aktif terlibat, dan 80 persen di antaranya berdomisili di Jakarta.
“Film Indonesia bergeliat. Produksi film juga menyerap tenaga kerja rata-rata 100–150 orang per judul, dengan durasi produksi hingga enam bulan,” ujar Andhika.
Adapun upaya Jakarta untuk meraih predikat kota sinema kini tengah memasuki tahap melengkapi dokumentasi bersama Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO.
Status ini diharapkan menyusul pengakuan sebelumnya dari UNESCO, yakni sebagai kota literatur yang diraih pada 2020.
