Kecam Pernyataan Macron, Jokowi: Agama Tidak Terkait Terorisme

Laporan: Tisa
Sabtu, 31 Oktober 2020 | 14:57 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keras pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: Tangkap Layar YouTube Biro Pers Setpres)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keras pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: Tangkap Layar YouTube Biro Pers Setpres)

sinpo, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang dianggap telah menghina dan melukai umat Islam di seluruh dunia.

"Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Perancis yang menghina dan melukai umat Islam," ujar Jokowi melalui konferensi pers yang disiarkan akun YouTube Biro Pers Setpres, Sabtu (31/10/2020).

Melalui konferensi pers yang berlangsung daring ini, Jokowi didampingi para pemuka agama yang secara bersama-sama mengecam keras pernyataan Presiden Prancis.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin beserta sejumlah menteri, seperti Menkopolhukam Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi hingga Menteri Agama Fachrul Razi turut hadir dalam kesempatan ini.

Kepala Negara mengatakan baru saja melakukan rapat bersama jajarannya, terkait perkembangan dunia, khususnya yang terjadi di Negeri Eiffel menjelang akhir pekan ini.

"Pernyataan Presiden Prancis bisa memecah belah persatuan antar umat beragam di saat semua butuh persatuan untuk menghadapi COVID-19," katanya.

Presiden RI menegaskan, kebebasan ekspresi yang digaungkan Macron dengan menyinggung kesakralan nilai-nilai agama Islam, sama sekali tidak bisa dibenarkan.

"Mengkaitkan agama dengan terorisme adalah salah. Terorisme adalah terorisme, tidak ada kaitannya dengan agama mana pun," tegasnya.

Jokowi juga mengecam keras tindak kekerasan yang terjadi di Paris dan Gereja Notre Dame, Nice yang telah memakan korban jiwa. 

"Indonesia juga mengajak semua agama di dunia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama," pungkasnya.

Sebelumnya, Macron telah memicu kontroversi dunia dengan menyebut ancaman masyarakat Prancis saat ini adalah kelompok Islam separatis.

Suami dari Brigitte Macron ini menyebut, kelompok Islam separatis yang dimaksudnya adalah penganut ekstremis atau fanatik yang melenceng dari nilai-nilai Republik.

"Ini secara perlahan mengarah ke penolakan terhadap kebebasan berekspresi, kebebasan hati nurani, dan diri kita pada akhirnya diam-diam berubah jadi seseorang yang radikal,” ucapnya di Les Mureaux baru-baru ini.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI