Trump dan Xi Jinping Sepakat Bertemu di Korsel, Bahas TikTok hingga Perang Ukraina

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 20 September 2025 | 06:45 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (SinPo.id/ AP)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (SinPo.id/ AP)

SinPo.id -  Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kembali melakukan panggilan telepon pada Jumat 19 September 2025. Ini menjadi kali ketiga kedua pemimpin berbicara sepanjang tahun ini.

Menurut Xinhua, percakapan berlangsung “pragmatis, positif, dan konstruktif.” Xi menekankan agar AS menghindari langkah sepihak dalam perdagangan, serta menciptakan iklim bisnis yang adil bagi investor China. “Pemerintah China menghormati keinginan perusahaan terkait dan berharap negosiasi komersial bisa menghasilkan solusi yang sesuai hukum dan menguntungkan kedua pihak,” ujar Xi, dikutip media China.

Sementara itu, Trump menyebut bahwa ia dan Xi telah membuat kemajuan dalam sejumlah isu penting, termasuk perdagangan, fentanyl, perang Rusia–Ukraina, serta kesepakatan TikTok. Trump memastikan keduanya akan bertemu langsung di KTT APEC di Korea Selatan pada 31 Oktober–1 November 2025, dan ia juga berencana berkunjung ke China pada awal 2026. Xi pun dijadwalkan melakukan lawatan ke AS di kemudian hari.

Di sisi lain, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di London, Trump menyoroti eskalasi serangan Rusia terhadap Ukraina. Starmer menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah “menunjukkan wajah aslinya” dengan serangan terbesar sejak invasi 2022, termasuk pelanggaran wilayah udara NATO.

Trump menegaskan bahwa mengakhiri perang di Ukraina bisa menjadi salah satu konflik paling mudah diselesaikan berkat hubungannya dengan Putin. Namun, ia mengaku kecewa. “Putin benar-benar mengecewakan saya,” kata Trump. Ia juga mengkritik negara-negara yang masih membeli minyak Rusia, karena secara tidak langsung membiayai perang.

“Kalau harga minyak turun, Putin tak punya pilihan selain berhenti dari perang,” ujar Trump, meski ia tidak merinci langkah konkret yang akan diambil Washington.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI