AS Alokasikan Anggaran Fantastis untuk Rudal Israel dalam Konflik dengan Iran

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 19 September 2025 | 10:55 WIB
AS mengalokasikan anggaran untuk rudal pencegat senilai hampir USD 500 juta untuk mempertahankan Israel selama konflik terbarunya dengan Iran. (SinPo.id/GPO)
AS mengalokasikan anggaran untuk rudal pencegat senilai hampir USD 500 juta untuk mempertahankan Israel selama konflik terbarunya dengan Iran. (SinPo.id/GPO)

SinPo.id - Amerika Serikat mengalokasikan anggaran untuk rudal pencegat senilai hampir USD 500 juta untuk mempertahankan Israel selama konflik terbarunya dengan Iran. Hal itu tertulis dalam dokumen Pentagon yang dirilis belum lama ini.

Bertanggal 1 Agustus, dokumen tersebut menunjukkan USD 498,3 juta dialokasikan kembali untuk menggantikan rudal pencegat Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang digunakan selama operasi tempur AS atas permintaan Israel.

"AS mungkin telah menggunakan antara 100 hingga 150 pencegat rudal THAAD kelas atas selama perang 12 hari tersebut, kira-kira seperempat dari persediaan Amerika," kata seorang sumber yang mengetahui operasi tersebut, dilansir dari Anadolu, Jumat, 19 September 2025.

Selain itu menurut media pemerintah Iran dan militer Israel, pada 13 Juni, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan fasilitas nuklir Iran di beberapa kota, termasuk Natanz dan Isfahan, beserta pusat komando militer utama.

Serangan tersebut dilaporkan menewaskan kepala staf umum Iran, komandan Korps Garda Revolusi Islam, beberapa jenderal senior, setidaknya sembilan ilmuwan nuklir, dan ratusan warga sipil. 

Kemudian, Iran membalas dengan ratusan rudal balistik yang diarahkan ke kota-kota Israel, menewaskan puluhan orang dan menyebabkan kerusakan parah. Namun, sebagian besar rudal berhasil dicegat.

Sementara AS, sekutu setia Israel, menyusul dengan serangannya sendiri pada 22 Juni, yang diijuluki sebagai Operasi Midnight Hammer. Serangan itu menargetkan situs nuklir Natanz, Fordow, dan Isfahan milik Iran menggunakan bom penghancur bunker dan peluru kendali.

Tetapi konflik tersebut berakhir pada 24 Juni, menyusul upaya gencatan senjata yang ditengahi AS setelah serangan Iran terhadap pangkalan-pangkalan Amerika di wilayah tersebut menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi yang lebih luas.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI