Ikut Bangun Dapur MBG, Menteri PU:  Ini Bagian dari Strategi Pembangun Nasional

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 18 September 2025 | 16:28 WIB
Menteri PU Dody, Kepala BGN Dadan dan Mendagri Tito melakukan penandatanganan SKB (SinPo.id/ Dok. KemenPU)
Menteri PU Dody, Kepala BGN Dadan dan Mendagri Tito melakukan penandatanganan SKB (SinPo.id/ Dok. KemenPU)

SinPo.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk pembangunan Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG). Prototipe SPPG telah ditetapkan melalui Kepmen PU Nomor 628 Tahun 2025 sebagai pedoman nasional. 

"Program MBG adalah amanat Presiden Prabowo untuk mencetak generasi Indonesia yang sehat dan cerdas," ujar Menteri PU Dody Hanggodo dalam acara penandatangan SKB di Kantor BGN, Jakarta, Kamis, 18 September 2025. 

Menurut dia, MBG tak hanya berfungsi sebagai program sosial, tetapi juga menjadi bagian penting dari strategi pembangunan nasional. Program ini juga sejalan dengan sasaran PU608 untuk menurunkan angka kemiskinan, menekan Incremental Capital Output Ratio (ICOR), dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Program ini juga mendorong ekonomi lokal dengan melibatkan petani, nelayan, dan UMKM. Dengan demikian, MBG bukan hanya program sosial, tetapi juga bagian dari strategi pembangunan nasional," ujar Menteri Dody.

Dody menyampaikan, saat ini, tiga unit percontohan telah dibangun di Jambi, Banjar, dan Kebumen, masing-masing dengan tipe konstruksi berbeda sebagai model pengembangan lebih lanjut. 

Berdasarkan hasil survei bersama BGN dan Kemendagri pada 13 Agustus–2 September 2025, tercatat 1.314 lokasi potensial. Dari jumlah tersebut, 801 lokasi memenuhi syarat dan setelah proses verifikasi, 483 lokasi ditetapkan siap bangun. 

"Dari total 483 lokasi tersebut, Kementerian PU akan menangani 264 titik lokasi di berbagai provinsi, termasuk 11 lokasi strategis di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN)," kata Dody.

Dalam kesepakatan bersama, lokasi pembangunan Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ditetapkan melalui koordinasi antara BGN dan Kementerian PU, dengan mempertimbangkan kebutuhan gizi masyarakat, aksesibilitas, wilayah perbatasan, serta prioritas pembangunan nasional. 

"Fokus percepatan pembangunan diarahkan pada wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) serta kawasan PLBN, mengingat kebutuhan layanan gizi yang sangat mendesak dan pentingnya kehadiran negara di lokasi tersebut," kata Dody. 

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, menyampaikan apresiasi atas dukungan multisektor dalam program ini. Karena, kehadiran Kemendagri dan Kementerian PU sangat penting bagi BGN dalam memenuhi target yang ditetapkan Presiden Prabowo. 

"Sampai saat ini, telah ada 8.344 SPPG yang 100 persen didanai masyarakat, kontribusi yang luar biasa. Dan kini BGN mendapatkan komitmen dari Kementerian PU, bahwa ada anggaran Kementerian PU yang bisa digunakan untuk pembangunan SPPG di daerah terpencil, sementara di kawasan aglomerasi kita akan mengandalkan kemitraan dengan berbagai pihak," kata  Dadan.

Sementara itu, Mendagri Negeri Tito Karnavian, menegaskan komitmennya dalam mendukung kelancaran program MBG ."Sesuai dengan arahan Presiden, Kementerian PU akan membangun dan Kemendagri akan menyiapkan lahannya. Kami siap untuk terus bekerja sama. Mudah-mudahan MoU ini menjadi awal langkah kita ke depan agar program MBG berjalan lancar dan dapat menjangkau target sesuai harapan Presiden. Mari bersama-sama kita dukung," kata Tito. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI