Menekraf: AI Kolaborator, Kreativitas Manusia Tetap Jadi Pusat Ekonomi Kreatif

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 17 September 2025 | 08:27 WIB
Menekraf Teuku Riefky Harsya di AIIS 2025. (SinPo.id/Kemenekraf)
Menekraf Teuku Riefky Harsya di AIIS 2025. (SinPo.id/Kemenekraf)

SinPo.id - Pemerintah melalui Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) terus mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence/AI sebagai pendorong inovasi dan pertumbuhan industri kreatif Indonesia. Penggunaan AI dinilai perlu diarahkan agar kebijakan-kebijakan pemerintah lebih tepat sasaran.

Pembahasan itu muncul dalam acara tahunan yang diinisiasi KORIKA (Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia) yaitu Artificial Intelligence Innovation Summit (AIIS) 2025 dengan tema AI for Sustainable Future: Bridging Innovation and Humanity.

Menekraf Teuku Riefky Harsya yang memberikan pidato kunci menilai Indonesia tengah berada pada tahap awal pemanfaatan AI, dengan potensi besar berkat 185 juta pengguna internet dan 139 juta pengguna media sosial. AI, menurutnya, menawarkan peluang akselerasi inovasi di berbagai subsektor seperti desain, animasi, gim, aplikasi, hingga pemasaran digital. 

“Pada tahun 2024, kontribusi ekonomi kreatif mencapai lebih dari Rp 1.500 triliun terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 26,5 juta tenaga kerja. Dengan momentum adopsi AI, kontribusi ini akan meningkat, menegaskan peran ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. AI dapat mempercepat produksi, mengoptimalkan pemasaran, dan membuka akses pasar global. Namun, kreativitas manusia harus tetap menjadi pusat ekosistem kreatif. AI adalah kolaborator, bukan pengganti kreator,” kata Riefky dalam acara yang digelar di Hotel JS Luwansa, Jakarta pada Selasa, 16 September 2025.

Meski peluang besar terbuka, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Riefky menyoroti perlindungan hak cipta dan literasi digital yang masih terbatas.

“Produk kreatif seperti desain, fotografi, dan animasi adalah karya manusia dengan hak moral dan ekonomi. Regulasi saat ini belum sepenuhnya mengatur penggunaan karya sebagai data latih AI. Mekanisme lisensi sangat penting agar pencipta tetap mendapat pengakuan dan imbal hasil yang adil,” jelas Riefky.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemenekraf menyiapkan kerangka strategis yang menyeimbangkan pengembangan dan pemanfaatan AI. Aspek pengembangan difokuskan pada riset, inovasi, dan perlindungan kekayaan intelektual, sementara pemanfaatannya diarahkan untuk memperkuat daya saing industri kreatif. Pemerintah juga mendorong harmonisasi regulasi, peningkatan literasi dan etika AI, serta dukungan bagi startup lokal di bidang teknologi AI.

Keikutsertaan Kemenekraf dalam AIIS 2025 diharapkan memperkuat sinergi antara teknologi dan kreativitas, membuka jalan bagi lahirnya ekosistem digital yang inklusif, inovatif, dan mampu menjawab tantangan global di era kecerdasan buatan.

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto membahas perihal pemanfaatan AI terkait program-program pemerintah. Menko Airlangga menyebut saat ini pemerintah memiliki 17 paket stimulus ekonomi dengan rincian 8 program akselerasi tahun 2025, 4 program tahun 2026, dan 5 program.

"Salah satu dari 17 program kami adalah kaitannya dengan digital itu yaitu program magang lulusan perguruan tinggi. Program magang perguruan tinggi itu eligible untuk mahasiswa yang satu tahun lulus pada tahun tersebut. Saya minta nanti para digital perusahaan bisa menyediakan tempat untuk para mahasiswa magang di industrinya apapun subjeknya," ujar Airlangga. 

Selain itu, berkaitan dengan ekraf, Kemenko Perekonomian menghadirkan Program Perkotaan dengan Pilot Project DKI Jakarta peningkatan kualitas pemukiman dan penyediaan tempat untuk Gig Economy.

"Untuk program tersebut kami bekerja sama dengan Kementerian Ekraf dan Pemprov DKI Jakarta untuk nantinya dapat menyediakan co-working space di Tanah Abang dan di Blok M," tambah Airlangga.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI