Trump Desak Zelenskyy “Buat Kesepakatan” dengan Rusia, Tekan Eropa Hentikan Impor Minyak Kremlin

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 17 September 2025 | 06:32 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (SinPo.id/ AP)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (SinPo.id/ AP)

SinPo.id -  Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menegaskan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy “harus membuat kesepakatan” dengan Rusia untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga setengah tahun. Pernyataan itu disampaikan Selasa 16 September 2025, di tengah kebuntuan diplomatik antara Kyiv dan Moskow.

Trump menyebut hubungan antara Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “penuh kebencian,” dan mengisyaratkan dirinya mungkin harus duduk bersama keduanya karena mereka “tidak bisa duduk satu ruangan bersama.”

“There's great hatred there. But no, that meeting accomplished a lot,” kata Trump, merujuk pada pertemuan bersejarahnya dengan Putin di Alaska pada 15 Agustus lalu.

Rencana pertemuan lanjutan antara Zelenskyy dan Putin yang semula dijadwalkan usai KTT Alaska belum juga terwujud. Rusia sempat menolak, lalu mengundang Zelenskyy ke Moskow—undangan yang ditolak Kyiv karena alasan keamanan.

Zelenskyy Minta Sikap Tegas AS, Dorong Sanksi Tambahan

Dalam wawancara dengan Sky News, Zelenskyy menuntut posisi yang jelas dari Trump sebelum kesepakatan damai bisa dibentuk.

“I want to have a document that is supported by the US and all European partners. To make this happen, we need a clear position of President Trump,” tegasnya.

Zelenskyy juga mendukung seruan Trump agar Eropa segera menghentikan pembelian minyak dan gas Rusia, namun menekankan bahwa AS harus segera menjatuhkan paket sanksi tambahan terhadap Moskow.

“Europe has already introduced 18 sanctions packages. All that's lacking now is a strong sanctions package from the US,” ujar Zelenskyy.

Trump Tekan Eropa, Siap Duduk di Meja Damai

Trump kembali mendesak negara-negara Eropa untuk menghentikan pembelian minyak Rusia, menyebut praktik tersebut “tidak adil” bagi AS. Ia juga menyatakan kesiapannya untuk kembali memediasi pertemuan antara Zelenskyy dan Putin, meski belum ada titik temu terkait jaminan keamanan dan isu pertukaran wilayah—di mana Rusia disebut masih menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina

BERITALAINNYA
BERITATERKINI