Bappenas: Giant Sea Wall Bukan Sekadar Tanggul, Tapi Penyelamat Ekonomi Indonesia

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 15 September 2025 | 19:05 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy. (SinPo.id/dok. Bappenas)
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy. (SinPo.id/dok. Bappenas)

SinPo.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy menilai, proyek pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall, tak hanya melindungi Pantai Utara Jawa, tapi juga melindungi pusat-pusat perekonomian Indonesia.

Sebab 56 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari Pulau Jawa, dan 70 persen dari jumlah tersebut berasal dari Pantai Utara Jawa.

"56 persen lebih PDB kita ada di Jawa. Sekitar 70 persen dari 56 persen itu ada di Pantai Utara. Dan dari total PDB nasional, 26 persen ada di aglomerasi Jakarta dan sekitarnya, dan 18 persen ada di Jakarta. Jadi, penyelamatan infrastruktur wilayah pantai utara Jakarta adalah menyelamatkan (ekonomi) Indonesia," kata Rachmat di Jakarta, Senin, 15 September 2025. 

Ia menekankan, Giant Sea Wall bukan sekadar tanggul raksasa untuk menahan air laut, melainkan juga strategi pembangunan kawasan terpadu, terutama wilayah perkotaan di pesisir. Sebab  Indonesia memiliki karakteristik alam yang unik, salah satunya garis pantai yang panjang, dengan  ribuan pulaunya. Untuk itu dibutuhkan kebijakan khusus terkait pembangunan kawasan.

"Dengan 17 ribu pulau, dengan laut-laut yang begitu saling memisahkan, tapi sebenarnya menghubungkan, kita perlu membangun kota baru sendiri. Kita perlu membangun aglomerasi sendiri," tuturnya.

Lebih lanjut, Bappenas mengajak semua pihak untuk berkolaborasi merealisasikan visi Kebijakan Perkotaan Nasional (KPN) 2045, yaitu sistem kota yang seimbang, menyejahterakan, dan berkeadilan; layak huni, inklusif, dan berbudaya; maju dan sejahtera; hijau dan tangguh; serta berkata kelola yang transparan, akuntabel, cerdas, dan terpadu.

"Ini menjadi penguatan kita, menjadi penajaman kita, bahwa kita harus membangun kota-kota kita sendiri sesuai dengan model kita sendiri (tanpa meniru negara lain). (Karena) tidak ada satupun negara yang (berkarakteristik) sama dengan Indonesia," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI