Kementan Targetkan Hilirisasi Lebih dari 870 Ribu Hektar Lahan

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 12 September 2025 | 15:44 WIB
Ilustrasi petani tebu Program Makmur Petrokimia Gresik. (SinPo.id/dok. Humas PG)
Ilustrasi petani tebu Program Makmur Petrokimia Gresik. (SinPo.id/dok. Humas PG)

SinPo.id - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan terus memperkuat hilirisasi perkebunan guna meningkatkan nilai tambah produk demi kesejahteraan petani lewat pendekatan approach by thematic (ABT), kegiatan reguler, hingga program refocusing. Secara nasional, program hilirisasi perkebunan telah mencakup lebih dari 870 ribu hektar lahan, dan Jawa Tengah termasuk salah satu provinsi prioritas. 

"Dengan hilirisasi, produk perkebunan tidak lagi dijual mentah tetapi diproses menjadi produk bernilai tambah yang mampu memberikan dampak ekonomi lebih besar bagi petani," kata Plt Dirjen Perkebunan Kementan Abdul Roni Angkat, di Jakarta, Jumat, 12 September 2025. 

Menurut Roni, rantai nilai perkebunan dari hulu hingga hilir, akan semakin kuat dengan pendekatan ABT. 

Selain hilirisasi, Kementan juga menyiapkan pendampingan teknis, penguatan kelembagaan petani, penyediaan benih unggul, serta sarana dan prasarana produksi.

"Kami berharap dengan dukungan ini, petani semakin produktif, mandiri, dan mampu bersaing, sehingga kontribusi perkebunan terhadap perekonomian daerah semakin meningkat," kata Roni.

Mentan Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya hilirisasi pertanian sebagai kunci peningkatan kesejahteraan petani sekaligus penguatan ekonomi nasional. Sebab, keunggulan Indonesia adalah negara agraris dengan iklim tropis sepanjang tahun. 

Amran meyampaikan, pembangunan hilirisasi tak hanya fokus pada pangan pokok, tetapi juga komoditas perkebunan seperti kelapa, kopi, kakao, pala, hingga mete.

Komoditas itu memiliki potensi ekspor tinggi dan dapat menopang devisa negara. Strategi hilirisasi perkebunan akan terus diperkuat setidaknya hingga 2027 mendatang.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI