Pengamat: Purbaya Harus Yakinkan Para Investor, Pastikan Iklim Usaha Tetap Positif

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 11 September 2025 | 11:14 WIB
Pengamat ekonomi Gabriel Kurniawan. (SinPo.id/dok. Pribadi)
Pengamat ekonomi Gabriel Kurniawan. (SinPo.id/dok. Pribadi)

SinPo.id - Pengamat ekonomi Gabriel Kurniawan menyampaikan, perombakan kursi Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa sempat membuat perekonomian Indonesia kaget.

Namun, itu semua kini menjadi tantangan dan pembuktian diri bagi Purbaya untuk menjaga kepercayaan pasar. 

"Pak Purbaya Menteri Keuangan yang baru perlu membuktikan dan menjaga iklim usaha tetap positif, termasuk meyakinkan atau membangun kembali dari awal kepercayaan publik dan investor global," kata Gabriel, dalam keterangannya, Kamis, 11 September 2025

Diketahu, digantinya Sri Mulyani dari jabatan Menkeu mendapatkan respons positif dan juga negatif.  Salah satunya, indeks harga saham gabungan (IHSG) yang merosot 100,50 poin atau 1,28 persen ke posisi 7.766,85, didominasi oleh saham sektor perbankan.

Menurut Gabriel, di antara sejumlah pekerjaan rumah yang harus dilakukan Purbaya, selain menjaga kepercayaan publik, adalah memperbaiki transparansi pengelolaan ruang fiskal pemerintah. Kemudian, juga memastikan investor dari negara lain, tetap percaya terhadap ekonomi Indonesia. 

Karena, akan ada saja nantinya yang membandingkannya Purbaya dengan Sri Mulyani yang merupakan mantan Direktur Pelaksana World Bank. Dan, bagaimana membuat pasar tetap percaya. "Terbukti pasca pencopotan jabatan sebagai Menteri Keuangan kemarin pasar saham (IHSG) anjlok," kata Gabriel.

Gabriel menilai, selain menjaga keyakinan  para investor global, Purbaya harus bisa mengatasi isu penerimaan pajak yang sedang lesu. 

Kendati Purbaya, saat serah terima jabatan memastikan tidak mengubah kebijakan fiskal dari Sri Mulyani, dan akan fokus pada optimalisasi perekonomian yang sudah ada namun menurut Gabriel, kebijakan perpajakan yang sedang berjalan, perlu dievaluasi. 

"Kebijakan perpajakan belakangan ini menurut saya masih memberatkan masyarakat. Di mana masih ada opsi yang lebih bijak terkait penerimaan negara," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI