Sushila Karki Muncul sebagai Kandidat Terkuat Interim PM Nepal Usai Gen Z Gelar Pertemuan Virtual
SinPo.id - Mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, Sushila Karki, muncul sebagai kandidat terkuat untuk memimpin pemerintahan interim setelah lebih dari 5.000 anak muda mengikuti pertemuan virtual guna menentukan calon perdana menteri sementara, Rabu 10 September 2025
Pertemuan daring tersebut digelar pasca kerusuhan besar yang dipicu larangan media sosial dan meluas menjadi aksi antikorupsi. Awalnya, Wali Kota Kathmandu Balen Shah menjadi favorit, namun peserta mengaku sulit menghubunginya. Dukungan kemudian beralih ke Karki.
“Karena beliau tidak mengangkat telepon, diskusi beralih ke nama lain. Dukungan terbesar akhirnya jatuh ke Sushila Karki,” ujar salah satu perwakilan Gen Z, dikutip media lokal.
Karki sebelumnya meminta minimal 1.000 tanda tangan tertulis sebagai bentuk dukungan, namun kini telah mengantongi lebih dari 2.500 tanda tangan. Selain Karki, sejumlah nama lain ikut dibahas, termasuk Direktur Nepal Electricity Authority Kulman Ghising, aktivis muda Sagar Dhakal, dan Wali Kota Dharan Harka Sampang.
Sosok YouTuber populer, Random Nepali, juga sempat memperoleh dukungan signifikan, namun ia menyatakan hanya akan maju jika tokoh lain menolak.
Profil Sushila Karki
Sushila Karki (72) dikenal sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Nepal pada 2016. Ia membangun reputasi sebagai hakim yang tegas, berintegritas, dan antikorupsi. Kariernya dimulai sebagai guru sebelum bergabung ke dunia hukum.
Situasi Politik Terkini
Jika menerima usulan ini, Karki diperkirakan terlebih dahulu akan bertemu dengan Panglima Angkatan Darat Nepal Jenderal Ashok Raj Sigdel, sebelum meminta restu dari Presiden Ram Chandra Poudel.
Kerusuhan di Nepal telah menewaskan lebih dari 30 orang, termasuk istri mantan Perdana Menteri Rajyalaxmi Chitrakar. Massa membakar gedung parlemen, kantor presiden, kediaman perdana menteri, hingga markas partai politik. PM KP Sharma Oli akhirnya mengundurkan diri dan meninggalkan negaranya, sementara militer mengambil alih pengamanan fasilitas vital.
Bandara Internasional Tribhuvan sempat ditutup lebih dari 24 jam akibat situasi keamanan, namun kini kembali beroperasi. Maskapai India, termasuk Air India dan IndiGo, sudah mengoperasikan penerbangan tambahan untuk mengevakuasi ratusan penumpang yang sempat tertahan di Kathmandu.
China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian menyatakan harapannya agar Nepal segera memulihkan stabilitas. India juga disebut aktif berkoordinasi dengan pimpinan militer Nepal untuk membantu mengendalikan keadaan.
