Menara Air Manggarai Jadi Cagar Budaya

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 10 September 2025 | 20:37 WIB
Menara Air Balai Yasa Manggarai (Beritajakarta.id)
Menara Air Balai Yasa Manggarai (Beritajakarta.id)

SinPo.id -  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan Menara Air Balai Yasa Manggarai sebagai salah satu dari sembilan objek cagar budaya baru pada tahun 2025. Bangunan menara itu dianggap menyimpan nilai penting dalam sejarah infrastruktur dan perkembangan teknologi air di Indonesia.

“Menara ini bukan hanya berusia lebih dari 100 tahun, tapi juga merupakan simbol pembelajaran teknologi modern di masa lalu, khususnya dalam pengelolaan infrastruktur air untuk perkeretaapian,” kata Kepala Bidang Pelindungan Kebudayaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Linda Enriany, Rabu, 10 September 2025.

Bangunan menara berada di kawasan Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan itu dibangun pada dekade 1920-an dan menjadi bagian dari sistem pendukung transportasi kereta api zaman Hindia Belanda.  Linda menyebut, gaya arsitekturnya dipengaruhi oleh aliran Nieuwe Kunst atau Hindia Baru, yang berkembang pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Struktur bangunan unik ini memiliki tangki air besar yang ditopang oleh tembok bata, menjadikannya satu-satunya menara dengan desain seperti itu yang masih berdiri di Jakarta.

“Ini bukan sekadar monumen pasif. Menara Air Balai Yasa merekam bagaimana teknologi air digunakan untuk mendukung efisiensi transportasi modern masa itu. Nilainya sangat penting untuk pendidikan sejarah dan teknik,” kata Linda menjelaskan. 

Penetapan menara milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai cagar budaya dilakukan pada Mei 2025, menyusul delapan objek lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Jakarta.

Selain menara tersebut, lanjut Linda, daftar cagar budaya baru tahun ini mencakup Gereja Katolik Santa Theresia, Gedung Nusantara, hingga Patung Chairil Anwar di Perguruan Taman Siswa Cabang Jakarta.

Linda berharap penetapan ini tak hanya melindungi fisik bangunan, tapi juga menghidupkan kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya warisan teknologi masa lalu.  “Kita tidak bisa bicara masa depan tanpa paham sejarah teknologi kita sendiri,” katanya. (*) 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI