Indonesia di Persimpangan, Sebuah Refleksi Moral

Farkhan Evendi *
Rabu, 10 September 2025 | 17:55 WIB
Farkhan Evendi, Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI),
Farkhan Evendi, Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI),

Perekonomian Indonesia masih terpuruk, meninggalkan luka di hati rakyat. Banyak pekerja kehilangan harapan, sementara pejabat hidup dalam kemewahan dengan fasilitas yang jauh dari realitas rakyat jelata. Gaji mereka berkali lipat di atas upah minimum, namun empati dan tanggung jawab seolah pudar.

Ketimpangan ini bukan sekadar angka, tetapi cerita pilu keluarga yang kesulitan bertahan hidup, memicu gelombang protes di berbagai penjuru negeri, bahkan hingga tindakan putus asa seperti penjarahan rumah pejabat.

Protes rakyat adalah jeritan hati yang sah, lahir dari kekecewaan mendalam. Di banyak kota, rakyat turun ke jalan menuntut keadilan, namun beberapa aksi berujung chaos, dengan korban jiwa dan luka. Darah tumpah di aspal, bukan karena rakyat ingin rusuh, tetapi karena ketidakadilan telah mencapai titik nadir. Ibu pertiwi menangis melihat bangsa ini terbelah, di mana suara rakyat justru dibungkam oleh kekerasan dan ketidakpedulian.

Respon pemerintah terasa seperti garam di luka. Alih-alih mendengar, aparat lebih memilih gas air mata dan pentungan untuk meredam suara rakyat. Pernyataan pejabat terdengar hampa, seolah tak mampu merasakan denyut penderitaan rakyat.

Sebuh kebijakan presiden Prabowo yang langsung Mereshuffle Kabinet menjadi harapan baru. Keputusan presiden diharapkan bukan sekedar polesan permukaan, namun seharunya menjadi solusi yang menyentuh akar masalah. Bukankah rakyat butuh tindakan nyata ?

Menjaga Mandat Rakyat

Situasi yang ada sebelumnya menjadi cermin bagi para pejabat yang selama ini punya tanggungjawab moral mengemban  amanah, bukan hak istimewa untuk menjauh dari rakyat. Dengan begitu dialog yang tulus, kebijakan yang memihak rakyat kecil, dan langkah nyata untuk merajut keadilan sosial menjadi kewajiban menjalankan mandat rakyat.

Generasi sekarang memimpikan Indonesia di mana pejabat tak lagi buta terhadap penderitaan rakyat. Ingin melihat negeri ini bangkit dengan kebersamaan, di mana kesejahteraan bukan impian, tetapi kenyataan.

Mari kita renungkan: untuk siapa negara ini berdiri? Bukan untuk elite, tetapi untuk setiap rakyat yang berjuang. Bersama, kita wujudkan Indonesia yang adil dan berprikemanusiaan.

Sudah saatnya seluruh elemen bangsa satukan hati membangun negeri yang lebih baik. Kepada pejabat, dengarkanlah suara rakyat dengan hati. Pejabat bukan untuk menghisap darah rakyat tapi melayani kebutuhan rakyat. Begitu pula bagi rakyat, jangan lelah bersuara dengan damai.

Indonesia adalah rumah bersama dan hanya dengan cinta serta kebersamaan, kita bisa mewujudkan harapan akan masa depan yang lebih cerah. (*)

* Penulis  Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI)

BERITALAINNYA
BERITATERKINI