Pramono Anung: Air Bersih Jakarta Harus Dikelola dengan Kerja Sama Lintas Provinsi

Laporan: Sigit Nuryadin
Selasa, 09 September 2025 | 21:43 WIB
Ilustrasi Air bersih (SinPo.id/Beritajakarta)
Ilustrasi Air bersih (SinPo.id/Beritajakarta)

SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menegaskan pentingnya kerja sama lintas provinsi dalam menjamin ketersediaan air bersih untuk kawasan Jabodetabek. Dia menyebut penyediaan air tak bisa lagi dikerjakan secara sektoral, apalagi di tengah tekanan urbanisasi dan perubahan iklim.

“Masalah air adalah masalah lintas batas administratif. Kita perlu pendekatan regional, bukan ego sektoral,” ujar Pramono di Jakarta, Selasa, 9 September 2025.

Instalasi baru ini, kata dia, mampu memproduksi 750 liter air bersih per detik, menggunakan air baku dari Sungai Pesanggrahan. Menurutnya, sungai itu mengalir dari wilayah Banten, sebelum akhirnya bermuara di Jakarta. 

"Fasilitas ini akan memasok air untuk sekitar 45 ribu sambungan rumah di Jakarta Selatan dan sebagian wilayah Tangerang Selatan," ungkap dia. 

Pramono menyebut proyek ini sebagai contoh nyata bagaimana Jakarta bergantung pada ekosistem yang lebih luas. 

“Air yang kita gunakan di sini sebagian besar berasal dari luar Jakarta. Maka kerja sama dengan Banten dan Jawa Barat bukan lagi pilihan, tapi keharusan,” kata Pramono. 

Dia mengatakan, proyek-proyek strategis nasional seperti Waduk Karian di Banten dan sistem pengelolaan air dari Jatiluhur di Jawa Barat akan menjadi penopang utama ketahanan air Jakarta dalam beberapa tahun ke depan.

“Begitu semua infrastruktur ini terkoneksi, maka kita bisa bicara soal distribusi yang adil dan berkelanjutan, tidak hanya untuk Jakarta tapi juga kawasan sekitarnya,” tuturnya. 

Adapun saat ini cakupan layanan air bersih perpipaan di Jakarta telah mencapai 74,24 persen. Pemerintah menargetkan angka tersebut naik menjadi 80 persen pada akhir tahun 2025. 

Pramono mengaku optimistis target itu akan tercapai seiring percepatan pembangunan infrastruktur air dan pembukaan sambungan rumah tangga baru.

“Banyak warga Jakarta yang selama ini bergantung pada air tanah. Itu tidak sehat, dan tidak berkelanjutan. IPA Pesanggrahan ini bagian dari upaya mengubah pola lama,” imbuh Pramono.

Selain memperluas akses, lanjutnya, pembangunan instalasi ini juga diharapkan bisa mengurangi tekanan terhadap penggunaan air tanah yang selama ini menyebabkan penurunan muka tanah di berbagai wilayah Jakarta.

“Kalau kita mau Jakarta tetap berdiri di atas tanah yang kokoh, maka kita harus mulai dari air,” tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI